Makna Mendalam: Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum

✉️ Rosul Dari Golongan Kita

Frasa Arab yang penuh makna, "Laqod jaakum rosulum min anfusikum", merupakan penggalan ayat suci yang sering kali diucapkan untuk mengingatkan umat Islam tentang hakikat kenabian Muhammad SAW. Ayat ini diambil dari Surah At-Taubah ayat 128, sebuah ayat yang mengandung penegasan luar biasa mengenai kedekatan dan kemanusiaan Rasulullah ﷺ.

Asal Ayat dan Bacaan Lengkap

Untuk memahami sepenuhnya makna dari frasa tersebut, penting untuk melihatnya dalam konteks ayat lengkapnya. Ayat 128 dari Surah At-Taubah (Surah ke-9 dalam Al-Qur'an) berbunyi:

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang sangat berat baginya kesusahanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman."

Arti Per Kata: Membongkar Makna "Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum"

Mari kita bedah bagian awal ayat ini, "Laqod jaakum rosulum min anfusikum," untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam:

Apabila digabungkan, makna literal dari "Laqod jaakum rosulum min anfusikum" adalah: "Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari dirimu sendiri (dari kaummu sendiri)."

Implikasi Kemanusiaan Rasulullah ﷺ

Penekanan bahwa Rasulullah ﷺ berasal "min anfusikum" (dari diri kalian sendiri) memiliki implikasi teologis dan sosial yang sangat besar. Ini bukan sekadar fakta sosiologis, tetapi juga sebuah karunia ilahi:

1. Kedekatan dan Pemahaman

Karena beliau berasal dari suku yang sama (Quraisy), dengan bahasa yang sama (Arab), dan memahami adat istiadat serta kondisi sosial masyarakat Mekkah dan sekitarnya, maka pesan yang dibawanya menjadi lebih mudah diterima dan dipahami. Tidak ada jarak budaya atau bahasa yang signifikan yang menghalangi komunikasi.

2. Teladan Nyata (Uswatun Hasanah)

Kemanusiaan beliau menjadi bukti bahwa Islam dapat dijalankan bahkan oleh manusia biasa. Beliau pernah mengalami kesulitan, kegembiraan, kesedihan, dan tantangan hidup layaknya manusia lain. Hal ini membantah anggapan bahwa seorang pembawa risalah haruslah sosok yang asing atau memiliki sifat supernatural yang mustahil ditiru oleh pengikutnya. Beliau adalah potret ideal seorang manusia yang sukses meraih derajat ketakwaan tertinggi.

3. Rasa Kasih Sayang yang Mendalam

Bagian selanjutnya dari ayat tersebut memperkuat poin ini: "Azizun 'alaihi ma 'anittum" (sangat berat baginya kesusahanmu). Karena beliau adalah bagian dari mereka, penderitaan umatnya terasa seperti penderitaannya sendiri. Rasa sakit melihat umatnya terjerumus dalam kesesatan atau mengalami kesulitan duniawi sangatlah menyiksa batin beliau.

Signifikansi "Azizun Alaihi Ma 'Anittum"

Frasa ini (yang merupakan kelanjutan dari keyword utama) menambahkan dimensi emosional yang luar biasa. "Azizun alaihi" berarti sesuatu itu sangat berat dirasakan olehnya. Dalam konteks ini, kesusahan, kesulitan, atau penderitaan yang menimpa umatnya (terutama dalam hal agama, seperti enggan beriman atau melakukan kemaksiatan) dirasakan oleh Rasulullah ﷺ dengan kepedihan yang mendalam.

Ini menunjukkan bahwa kenabian beliau tidak didasari oleh kepentingan pribadi, kekuasaan, atau ego sektarian. Sebaliknya, motivasi beliau murni didorong oleh rasa cinta, tanggung jawab, dan belas kasihan yang tak terhingga terhadap kaumnya. Keinginannya adalah melihat setiap orang mendapatkan petunjuk dan keselamatan, bukan kehancuran.

Kesimpulan dari pemahaman "Laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun alaihi artinya" adalah penegasan bahwa Allah SWT telah mengirimkan utusan yang paling ideal—seorang manusia sejati dari kalangan manusia itu sendiri—yang memahami betul seluk-beluk kehidupan mereka, dan yang rasa kasih sayangnya terhadap umatnya melebihi cinta diri sendiri.

Ini adalah penghormatan tertinggi dari Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad ﷺ, sebuah jaminan bahwa bimbingan yang datang adalah bimbingan yang relevan, otentik, dan disampaikan dengan kasih sayang tanpa batas.