Bahasa Isyarat (BI) adalah sebuah modalitas komunikasi visual-spasial yang digunakan oleh komunitas Tuli dan memiliki tata bahasa serta kosakata yang unik, berbeda dengan bahasa lisan. Mempelajari dasar-dasar bahasa isyarat bukan hanya tentang menghafal gerakan tangan, tetapi juga membuka pintu untuk memahami budaya dan perspektif baru. Bagi pemula, fokus pada frasa dan kata-kata dasar sehari-hari adalah langkah awal yang paling efektif.
Di Indonesia, bahasa isyarat yang paling umum digunakan adalah Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Artikel ini akan fokus pada beberapa isyarat dasar yang universal atau sering ditemukan dalam pembelajaran awal. Ingatlah, ekspresi wajah dan gerakan tubuh (non-manual markers) sama pentingnya dengan gerakan tangan itu sendiri.
Alfabet jari adalah fondasi penting, terutama untuk mengeja nama diri, tempat, atau istilah yang belum memiliki isyarat baku. Alfabet jari menggunakan konfigurasi jari tangan untuk mewakili setiap huruf dalam abjad. Latihan ini membutuhkan konsistensi dan kecepatan yang baik seiring waktu.
Contoh: Mengeja kata "Halo"
H - A - L - OKomunikasi sopan dimulai dengan salam. Menguasai beberapa ungkapan ini akan membuat interaksi pertama Anda jauh lebih mudah dan diterima dengan hangat oleh komunitas Tuli.
Selamat Pagi / Siang / Sore / Malam: Umumnya, isyarat ini melibatkan gerakan mengayunkan tangan ke atas atau ke samping, sering kali disertai dengan ekspresi wajah yang sesuai dengan waktu tersebut.
Terima Kasih: Tangan diletakkan di dagu dan didorong maju dengan gerakan lembut, seringkali diakhiri dengan sedikit anggukan kepala.
Isyarat: Tangan menempel dagu lalu bergerak ke depan.Maaf / Permisi: Kepalan tangan dikepalkan dan digesekkan melingkar di tengah telapak tangan satunya yang terbuka, atau sekadar mengatupkan kedua tangan di depan dada.
Isyarat: Menggosok kepalan tangan di telapak tangan.Kata ganti adalah komponen krusial dalam membangun kalimat. Dalam bahasa isyarat, isyarat untuk kata ganti sering kali merujuk ke arah atau lokasi spesifik di ruang isyarat (ruang di depan tubuh Anda).
Saya / Aku: Jari telunjuk menunjuk ke arah dada sendiri.
Kamu / Anda: Jari telunjuk menunjuk lurus ke arah lawan bicara.
Dia / Mereka: Jari telunjuk menunjuk ke arah samping (menunjuk ke orang ketiga yang tidak hadir).
Untuk mendapatkan informasi, kita perlu kata tanya. Dalam bahasa isyarat, isyarat kata tanya seringkali membutuhkan ekspresi wajah yang khas, seperti mengerutkan dahi untuk menunjukkan kebingungan atau pertanyaan.
Apa?: Tangan terbuka menghadap ke atas, lalu digerakkan maju mundur sedikit dengan pergelangan tangan yang fleksibel. Alis mata harus sedikit terangkat.
Siapa?: Jari telunjuk diketuk-ketukkan ke dagu sambil digerakkan maju mundur sedikit. Alis mata juga terangkat.
Di Mana?: Jari telunjuk digerakkan naik turun kecil, seolah-olah sedang bertanya-tanya tentang lokasi. Alis mata terangkat.
Seperti yang telah disinggung, bahasa isyarat bukan hanya tentang tangan. Ekspresi non-manual adalah tata bahasa yang sesungguhnya. Misalnya, saat bertanya 'Apa?', alis harus dinaikkan. Saat menjawab 'Tidak', gerakan kepala menggeleng sangat penting. Tanpa ekspresi yang benar, isyarat Anda bisa kehilangan makna atau bahkan memiliki arti yang sepenuhnya berbeda.
Untuk mempraktikkan bahasa isyarat basic secara efektif, carilah video tutorial yang otentik atau bergabunglah dengan komunitas Tuli lokal (dengan etika yang tepat). Belajar melalui pengamatan langsung adalah cara tercepat untuk menguasai aspek visual dan spasial dari bahasa ini. Mulailah dengan perlahan, fokus pada kejelasan bentuk tangan (handshape) dan lokasi (location), dan jangan takut membuat kesalahan; setiap komunikasi adalah kesempatan belajar.