Surah At-Taubah, juga dikenal sebagai Surah Bara'ah (Penyingkapan Dosa), adalah surah yang penuh dengan ajaran tentang keimanan, jihad, dan pemurnian hubungan dengan Allah SWT. Di dalamnya, terdapat ayat-ayat yang memberikan peringatan keras terhadap mereka yang hatinya terbagi antara kecintaan dunia dan ketaatan kepada Allah. Salah satu ayat yang sering menjadi sorotan adalah ayat ke-24.
Ayat ini merupakan ujian integritas bagi setiap mukmin. Allah SWT secara lugas menyebutkan daftar hal-hal yang paling dicintai manusia di dunia ini: keluarga, kekayaan, dan kenyamanan material. Penekanan dalam ayat ini bukan berarti Islam melarang mencintai keluarga atau mencari rezeki. Islam adalah agama yang seimbang. Namun, ayat ini mengajarkan tentang hierarki prioritas dalam hati seorang hamba.
Prioritas tertinggi, mutlak, dan tidak boleh digantikan adalah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kerelaan untuk berkorban (berjihad) di jalan-Nya. Jihad di sini tidak hanya terbatas pada perang fisik, tetapi juga perjuangan melawan hawa nafsu, menegakkan kebenaran, dan mendahulukan perintah Ilahi di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Daftar Hal yang Dipertanyakan
Ayat 24 At-Taubah secara spesifik mencantumkan tujuh kategori hal yang seringkali menjadi sandaran dan sumber kebahagiaan duniawi manusia:
- Bapak-bapak (Orang tua)
- Anak-anak
- Saudara-saudara
- Istri-istri
- Kaum keluarga (kerabat dekat)
- Harta kekayaan yang diusahakan
- Perniagaan yang dikhawatirkan kerugiannya
- Rumah-rumah tempat tinggal yang disukai
Jika kecintaan terhadap tujuh hal ini melebihi kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya, maka konsekuensinya sangat tegas: "maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Ini adalah ancaman serius yang mengindikasikan bahaya besar bagi keimanan seseorang. Hati yang terbagi adalah hati yang fasik (keluar dari ketaatan).
Makna Kesetiaan dan Konsekuensi
Peringatan ini menuntut evaluasi diri yang mendalam. Apakah dalam mengambil keputusan hidup—baik dalam karier, pernikahan, pendidikan anak, maupun investasi—landasan utama kita adalah mencari ridha Allah, ataukah mencari keamanan dan kenyamanan duniawi semata? Kehidupan duniawi memang penting sebagai sarana ibadah, tetapi ketika ia berubah menjadi tujuan utama, ia akan menjadi penghalang terbesar.
Ayat ini menekankan pentingnya *al-wala' wal-bara'* (loyalitas dan pemisahan) dalam konteks tauhid. Loyalitas tertinggi harus ditujukan kepada Pencipta. Ketika panggilan Allah datang untuk berkorban—waktu, harta, atau bahkan keluarga (dalam konteks ketaatan)—seorang mukmin sejati harus siap mendahulukan panggilan tersebut.
Memahami Surah At-Taubah ayat 24 membantu seorang Muslim menyeimbangkan orientasi hidup. Dunia adalah ladang, dan akhirat adalah tujuan panen. Jika kita terlalu tenggelam dalam merawat ladang hingga lupa akan hari panen, maka kerugian yang ditunggu bukanlah hanya kerugian harta, melainkan kerugian abadi. Ayat ini adalah pengingat abadi untuk selalu memastikan bahwa Allah dan Rasul-Nya berada di puncak segala cinta dan prioritas kita.