Teks Qur'an Surat At-Taubah Ayat 129
فَإِن تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Maka jika mereka berpaling (darimu, wahai Muhammad), katakanlah: "Cukuplah bagiku Allah! Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan Pemilik 'Arasy yang Agung."
Konteks Ayat dan Makna Inti
Surat At-Taubah, yang sering disebut sebagai surat bara'ah (penyucian), memiliki banyak ayat yang berbicara mengenai peperangan, perjanjian dengan orang-orang musyrik, dan ketegasan dalam akidah. Ayat ke-129 ini, yang merupakan ayat terakhir dalam surat tersebut, membawa pesan penutup yang sangat penting dan menenangkan, baik bagi Rasulullah ﷺ maupun bagi umat Islam secara keseluruhan.
Ayat ini turun dalam konteks di mana umat Islam mungkin menghadapi penolakan keras, pengkhianatan, atau permusuhan dari pihak-pihak yang tidak menerima kebenaran Islam. Ketika dakwah telah disampaikan secara tuntas, dan respon yang diterima adalah penolakan (تَوَلَّوْا - berpaling), maka perintah selanjutnya adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.
Penjelasan Detail Ayat
Perintah utama dalam ayat ini terbagi menjadi tiga pilar utama keimanan dan tauhid:
1. "Katakanlah: Cukuplah bagiku Allah!" (حَسْبِيَ اللَّهُ)
Ini adalah inti dari penyerahan diri (tawakkal). Frasa "Hasbiyallahu" mengandung penegasan bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan—perlindungan, pertolongan, rezeki, dan kemenangan—hanya terdapat pada Allah. Ini bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan yang menguatkan hati di tengah badai kesulitan. Ketika manusia merasa sendirian dan terancam, pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya sandaran yang mencukupi memberikan ketenangan batin yang tak tertandingi. Ini adalah pertahanan spiritual tertinggi.
2. "Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia" (لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ)
Ini adalah syahadat tauhid yang menjadi fondasi segala ibadah dan keyakinan. Dengan menegaskan tauhid sebagai landasan, seorang mukmin mengakui bahwa tidak ada entitas lain yang layak menerima rasa takut, harap, atau ketaatan penuh selain Allah. Penolakan terhadap segala bentuk kesyirikan adalah prasyarat agar tawakkal menjadi benar dan efektif.
3. "Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan Pemilik 'Arasy yang Agung"
Kata 'tawakkal' (bertumpu sepenuhnya) adalah aksi nyata dari keyakinan 'Hasbiyallahu'. Tawakkal bukan berarti pasif; ia adalah usaha maksimal diikuti dengan penyerahan hasil akhir kepada Allah. Ayat ini memperkuat konsep tawakkal dengan menyandingkannya dengan keagungan Allah sebagai Rabbul 'Arsyil 'Azhim (Tuhan Pemilik 'Arasy yang Agung). 'Arasy' seringkali menjadi simbol kekuasaan tertinggi Allah atas seluruh alam semesta. Jika Pemilik singgasana terbesar itu telah menjadi pelindung dan penolong, maka tidak ada kekuatan di bumi maupun di langit yang perlu ditakuti.
Pelajaran Penting untuk Umat Muslim
At-Taubah ayat 129 memberikan pelajaran abadi: ketika kita menghadapi kebuntuan, dikhianati, atau dibenci karena memegang teguh kebenaran, respons terbaik bukanlah balas dendam atau keputusasaan, melainkan kembali kepada sumber kekuatan sejati. Ayat ini mengajarkan bahwa kemuliaan sejati terletak pada ketergantungan total kepada Allah, terlepas dari seberapa besar kekuatan musuh di hadapan kita.
Bagi umat yang sedang menghadapi tantangan kolektif, ayat ini menjadi pengingat bahwa kemenangan sejati datang dari hati yang teguh memegang tauhid dan sepenuhnya menyerahkan hasil perjuangan kepada Sang Maha Kuasa. Dengan demikian, ayat penutup surat At-Taubah ini berfungsi sebagai penyempurna ajaran tauhid yang mendominasi surat tersebut, menutupnya dengan penegasan bahwa Allah adalah Penolong yang paling mencukupi bagi hamba-hamba-Nya yang berserah diri.