Perbedaan Mendasar Ayam Pelung Asli dan Silangan

Asli Silangan

Ayam Pelung merupakan salah satu kekayaan hayati Indonesia yang berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Barat. Ayam ini dikenal dengan suara kokoknya yang panjang, merdu, dan khas, menjadikannya primadona di kalangan penghobi ayam aduan maupun ayam pelung murni. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul pula ayam Pelung hasil persilangan yang seringkali memiliki karakteristik berbeda dari Pelung asli. Memahami perbedaan antara Pelung asli dan silangannya sangat penting, terutama bagi para peternak dan penghobi agar tidak salah dalam identifikasi dan perawatan.

Perbedaan utama antara ayam Pelung asli dan hasil silangan dapat diamati dari berbagai aspek fisik dan karakteristiknya. Meskipun tujuan persilangan terkadang adalah untuk meningkatkan sifat unggul tertentu, ciri khas Pelung asli tetap memiliki daya tarik tersendiri.

1. Postur dan Bentuk Tubuh

Ayam Pelung Asli: Memiliki postur tubuh yang tegak, gagah, dan proporsional. Dada bidang, punggung cenderung lurus hingga sedikit menurun ke belakang. Leher jenjang dan panjang, memberikan kesan anggun saat berdiri. Ayam Pelung asli umumnya memiliki ukuran yang besar, namun tetap simetris dan seimbang.

Ayam Pelung Silangan: Bentuk tubuh ayam silangan cenderung bervariasi tergantung dari indukan persilangannya. Bisa jadi lebih kekar, lebih ramping, atau bahkan memiliki proporsi yang kurang seimbang dibandingkan Pelung asli. Kadang-kadang, postur tubuhnya tidak setegak dan segagah Pelung murni. Misalnya, persilangan dengan ayam kampung mungkin menghasilkan ayam yang lebih kecil namun lebih cepat tumbuh.

2. Ukuran dan Bobot

Ayam Pelung Asli: Dikenal sebagai salah satu ayam kampung asli terbesar di Indonesia. Jantan dewasa bisa mencapai bobot 4-5 kg, bahkan lebih, dengan tinggi badan mencapai 40-50 cm. Betina juga memiliki ukuran yang cukup besar.

Ayam Pelung Silangan: Bobot ayam silangan umumnya akan dipengaruhi oleh bobot indukan silangannya. Jika disilangkan dengan ayam yang lebih kecil, bobotnya pun akan cenderung lebih ringan. Sebaliknya, jika disilangkan dengan ras ayam pedaging, bobotnya bisa saja lebih besar namun kehilangan ciri khas Pelung murni.

3. Jengger dan Pial

Ayam Pelung Asli: Jengger ayam Pelung asli biasanya berukuran sedang hingga besar, tegak sempurna, dan memiliki warna merah cerah yang khas. Bentuknya cenderung kokoh. Pialnya juga berukuran sedang dan berwarna merah.

Ayam Pelung Silangan: Bentuk dan ukuran jengger pada ayam silangan bisa lebih bervariasi. Kadang jenggernya lebih besar dan lebar, kadang lebih kecil, atau bahkan bentuknya sedikit berbeda. Warna jengger juga bisa sedikit memudar atau berbeda intensitasnya.

4. Suara Kokok

Ayam Pelung Asli: Inilah ciri paling ikonik. Suara kokok ayam Pelung asli sangat panjang, merdu, dengan nada yang berirama dan terdengar hingga jarak yang jauh. Nada "mbruuuut" atau "nggokkk" di akhir kokok adalah ciri khasnya. Durasi kokoknya bisa mencapai 5-15 detik, bahkan lebih.

Ayam Pelung Silangan: Suara kokok pada ayam silangan cenderung lebih pendek dan kurang bervariasi nadanya. Meskipun kadang masih terdengar panjang, nada iramanya tidak sejelas dan semerdu Pelung asli. Karakteristik kokoknya seringkali lebih mirip dengan induk jantan dari hasil persilangannya.

5. Warna dan Corak Bulu

Ayam Pelung Asli: Warna bulu ayam Pelung asli didominasi oleh warna hitam legam mengkilap (pada jantan) atau cokelat kemerahan hingga hitam (pada betina). Beberapa varian warna asli mungkin ada, namun hitam legam adalah yang paling umum dan disukai.

Ayam Pelung Silangan: Warna bulu ayam silangan sangat beragam, tergantung dari warna bulu indukan silangannya. Bisa ditemukan ayam silangan dengan warna putih, merah, kuning, belang-belang, atau kombinasi warna lainnya yang tidak dimiliki oleh Pelung asli.

6. Kaki dan Taji

Ayam Pelung Asli: Kaki ayam Pelung asli berwarna kehitaman atau kebiruan dan berukuran besar, menandakan kekuatannya. Taji pada jantan juga berkembang dengan baik, tajam, dan keras.

Ayam Pelung Silangan: Warna kaki pada ayam silangan bisa bervariasi, dari kehitaman, kekuningan, hingga kebiruan. Ukuran kaki bisa lebih kecil atau lebih besar tergantung persilangan. Taji mungkin tidak sekokoh dan setajam Pelung asli.

Penting untuk dicatat bahwa persilangan kadang dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mempercepat pertumbuhan, atau menghasilkan varian warna baru. Namun, bagi para kolektor dan penghobi yang mengutamakan keaslian dan keunikan suara kokoknya, ayam Pelung asli tetap menjadi pilihan utama. Identifikasi yang cermat dan pemahaman mendalam tentang ciri-ciri fisik serta karakteristik suara adalah kunci untuk membedakan keduanya.