Atletik lari adalah salah satu cabang olahraga tertua dan paling fundamental dalam dunia olahraga. Untuk memastikan kompetisi yang adil, aman, dan terukur, terdapat serangkaian peraturan atletik lari yang harus dipatuhi oleh setiap atlet, pelatih, dan ofisial. Pemahaman mendalam mengenai peraturan ini sangat krusial, baik untuk pelari pemula maupun profesional.
Aturan mengenai memulai perlombaan adalah yang paling ketat. Untuk semua nomor lari jarak pendek (sprint), seperti 100m, 200m, dan 400m, atlet wajib menggunakan blok start. Penggunaan blok start memastikan dorongan awal yang optimal dan seragam.
Prosedur start biasanya dilakukan melalui tiga perintah dari petugas start (starter):
Menurut peraturan atletik lari internasional, setiap atlet yang bergerak sebelum bunyi tembakan dinyatakan melakukan false start. Dalam aturan modern (sejak 2010), satu kali pelanggaran false start oleh atlet mana pun akan mengakibatkan diskualifikasi langsung (DQ) bagi atlet yang melakukannya. Ini berbeda dengan aturan lama yang mengizinkan satu kali kesempatan kedua untuk semua peserta.
Setelah start berhasil, fokus berpindah pada menjaga jalur lari dan menghindari gangguan terhadap lawan.
Pada nomor lari pendek (100m hingga 400m), setiap atlet harus berlari di lintasan yang telah ditentukan (lane). Melanggar batas lintasan, seperti menginjak garis lintasan di dalam atau di luar, dapat mengakibatkan diskualifikasi, terutama jika tindakan tersebut menguntungkan pelari atau merugikan pelari lain.
Pelari tidak diperbolehkan menghalangi atau mendorong atlet lain. Jika terjadi kontak fisik yang disengaja atau tidak disengaja yang menyebabkan pelari lain kehilangan momentum, hakim dapat mendiskualifikasi pelari yang melakukan pelanggaran tersebut.
Pada lari jarak menengah (mulai dari 800m) dan jarak jauh (5000m, 10000m), atlet umumnya diizinkan untuk berkumpul ke jalur bagian dalam setelah melewati tikungan pertama (sekitar 100 meter pertama). Di sini, fokus peraturan adalah memastikan atlet tidak secara sengaja keluar jalur untuk memotong jarak atau menghalangi pelari lain yang sedang melakukan sprint finish.
Lari estafet (misalnya 4x100m atau 4x400m) memiliki aturan krusial mengenai serah terima tongkat (baton).
Meskipun terlihat sederhana, garis finish juga diatur dengan ketat. Pemenang ditentukan oleh siapa yang pertama kali menyentuhkan bagian tubuh mana pun (terutama torsonya) dengan bidang vertikal garis finish.
Pengukuran waktu modern menggunakan sistem fotofinish yang sangat akurat. Penting untuk dicatat bahwa waktu dihitung ketika dada (torso) atlet melewati garis finish, bukan kepala, tangan, atau kaki. Dalam lari jarak pendek, perbedaan waktu bisa diukur hingga seperseratus atau sepermilidetik.
Ketaatan pada peraturan atletik lari menjamin integritas setiap rekor yang dicatat dan setiap medali yang dimenangkan. Dari posisi di blok start hingga momen penyerahan tongkat, setiap detail diatur untuk mempromosikan sportivitas dan persaingan yang murni berdasarkan kecepatan dan daya tahan atlet.