Ayam Joper, singkatan dari Ayam Kampung Super, telah menjadi primadona di kalangan peternak Indonesia berkat karakteristiknya yang unggul. Memiliki masa panen yang relatif singkat dibandingkan ayam kampung tradisional, bobot yang lebih cepat tercapai, serta daging yang lezat dan disukai pasar, menjadikan pembesaran ayam joper sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Namun, kesuksesan dalam pembesaran ayam joper tidak hanya bergantung pada pemilihan bibit unggul, tetapi juga pada penerapan manajemen pemeliharaan yang tepat dan terpadu.
Ilustrasi ayam joper yang sedang tumbuh dengan baik.
Langkah awal yang krusial dalam pembesaran ayam joper adalah menyediakan kandang yang nyaman dan aman. Kandang harus memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara segar, mencegah penumpukan amonia, dan menjaga suhu tetap ideal. Suhu optimal untuk anak ayam (DOC) adalah sekitar 30-32°C, yang kemudian dapat diturunkan secara bertahap seiring bertambahnya usia ayam. Kepadatan kandang juga perlu diperhatikan; jangan sampai terlalu padat karena dapat menyebabkan stres, penyebaran penyakit, dan pertumbuhan yang terhambat.
Fasilitas kandang meliputi tempat pakan dan minum yang memadai, serta alas kandang (litter) yang kering dan bersih. Penggunaan sekam padi, serbuk gergaji, atau bahan lain yang menyerap kelembaban sangat direkomendasikan. Pembersihan litter secara berkala atau penggantian jika sudah basah dan menggumpal sangat penting untuk menjaga kesehatan ayam.
Pembesaran ayam joper yang sukses sangat bergantung pada kualitas bibit (Day Old Chick/DOC) yang dipilih. Pilihlah DOC dari penetasan yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Ciri-ciri DOC yang sehat antara lain memiliki bulu yang kering dan bersih, mata cerah dan bersinar, pusar kering, serta aktif bergerak. Hindari DOC yang terlihat lesu, berkerumun, atau memiliki cacat fisik.
Pakan merupakan faktor penentu utama dalam pertumbuhan ayam joper. Kebutuhan nutrisi ayam joper akan berubah seiring dengan tahapan pertumbuhannya. Secara umum, ada tiga fase pemberian pakan:
Penting untuk memberikan pakan berkualitas baik, higienis, dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi pada setiap fasenya. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara teratur, baik jenis maupun jumlahnya. Pakan dapat berupa konsentrat komersial yang dicampur dengan bahan lain seperti jagung giling, dedak, atau bekatul, tergantung pada ketersediaan dan biaya.
Air adalah elemen vital bagi kehidupan dan pertumbuhan ayam. Ketersediaan air minum yang bersih dan segar harus selalu terjamin. Kekurangan air minum dapat menyebabkan dehidrasi, menurunkan nafsu makan, dan menghambat pencernaan serta pertumbuhan. Gunakan wadah minum yang mudah dijangkau oleh semua ayam dan bersihkan secara rutin untuk mencegah kontaminasi bakteri.
Kesehatan ayam adalah prioritas utama dalam pembesaran ayam joper. Pencegahan penyakit jauh lebih baik dan efisien daripada mengobati. Langkah-langkah pencegahan meliputi:
Usia panen ayam joper biasanya berkisar antara 60 hingga 75 hari, tergantung pada tujuan budidaya dan permintaan pasar. Pada usia tersebut, ayam joper sudah mencapai bobot yang optimal dan siap untuk dipasarkan. Lakukan seleksi ayam yang akan dipanen berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Penanganan ayam saat panen juga perlu dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan stres dan menjaga kualitas daging.
Dengan memahami dan menerapkan panduan pembesaran ayam joper secara komprehensif, mulai dari persiapan kandang, pemilihan bibit, manajemen pakan dan minum, hingga pencegahan penyakit, peluang untuk mencapai keberhasilan dalam usaha peternakan ayam joper akan semakin terbuka lebar. Konsistensi dan ketekunan adalah kunci utama.