Memelihara ayam daging merupakan salah satu bentuk usaha peternakan yang cukup menjanjikan. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, budidaya ayam daging bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil jika dikelola dengan baik. Namun, seperti halnya usaha ternak lainnya, keberhasilan dalam memelihara ayam daging sangat bergantung pada pemahaman yang mendalam mengenai manajemen pemeliharaannya. Artikel ini akan membahas secara komprehensif cara memelihara ayam daging agar tumbuh sehat, cepat besar, dan menghasilkan keuntungan maksimal.
Langkah pertama yang krusial dalam budidaya ayam daging adalah memilih bibit ayam umur sehari (Day Old Chick/DOC) yang berkualitas. DOC yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pilihlah DOC dari penetasan (hatchery) yang terpercaya. Kualitas DOC akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ayam nantinya. DOC yang lemah atau sakit akan memerlukan perawatan ekstra dan berisiko tinggi mengalami kematian.
Kandang yang nyaman dan sesuai standar adalah kunci utama untuk meminimalkan stres pada ayam dan mencegah penyebaran penyakit. Beberapa aspek penting dalam persiapan kandang meliputi:
Pilih lokasi yang strategis, jauh dari pemukiman penduduk untuk menghindari bau yang mengganggu, serta memiliki akses jalan yang baik untuk memudahkan transportasi pakan dan hasil panen. Pastikan sirkulasi udara lancar dan tidak lembab.
Kandang ayam daging umumnya berbentuk panggung untuk memudahkan pembersihan dan sirkulasi udara dari bawah. Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara. Hindari kepadatan kandang yang berlebihan karena dapat menyebabkan stres, persaingan dalam mendapatkan pakan, dan mudahnya penularan penyakit. Rasio ideal adalah sekitar 8-10 ekor per meter persegi untuk ayam broiler pada umur awal, dan bisa dikurangi seiring pertumbuhan.
Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain tempat pakan (feeder), tempat minum (drinker), pemanas (brooder), dan alas kandang (litter) yang terbuat dari sekam padi, serutan kayu, atau material lain yang kering dan menyerap. Pastikan semua perlengkapan bersih dan mudah dijangkau oleh ayam.
Pakan adalah komponen terbesar dalam biaya operasional peternakan ayam daging. Pemberian pakan yang tepat sangat menentukan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan.
Pakan ayam daging biasanya terbagi dalam beberapa fase: starter (umur 1-14 hari), grower (umur 15-28 hari), dan finisher (umur 29 hari hingga panen). Setiap fase memiliki komposisi nutrisi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ayam.
Pakan sebaiknya diberikan secara teratur, minimal 3-4 kali sehari. Pastikan ketersediaan pakan selalu ada di tempat pakan selama ayam masih muda dan aktif makan. Pengawasan terhadap konsumsi pakan perlu dilakukan setiap hari untuk mendeteksi jika ada ayam yang kurang nafsu makan.
Gunakan pakan berkualitas dari produsen terpercaya. Pakan yang baik memiliki kandungan protein, energi, vitamin, dan mineral yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan otot dan tulang.
Kesehatan ayam adalah prioritas utama dalam budidaya ayam daging. Pencegahan penyakit jauh lebih baik dan efisien daripada pengobatan.
Lakukan program vaksinasi sesuai dengan anjuran dokter hewan atau dinas peternakan setempat. Vaksinasi penting untuk melindungi ayam dari penyakit-penyakit berbahaya seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan penyakit lainnya.
Terapkan biosekuriti yang ketat. Ini meliputi pembatasan akses orang luar ke area kandang, desinfeksi kandang dan peralatan secara rutin, serta pemisahan ayam yang sakit untuk mencegah penularan.
Amati perilaku dan kondisi fisik ayam setiap hari. Segera pisahkan ayam yang menunjukkan gejala sakit (lesu, tidak nafsu makan, diare, batuk, bersin) dan konsultasikan dengan tenaga medis veteriner.
Ayam daging, terutama pada fase awal, sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Pemanas (brooder) sangat penting untuk menjaga suhu kandang tetap hangat, idealnya sekitar 30-32°C pada minggu pertama, dan secara bertahap diturunkan seiring bertambahnya usia ayam.
Ventilasi yang baik juga krusial. Sirkulasi udara yang lancar membantu menghilangkan kelembaban, gas amonia, dan mengurangi risiko penyakit pernapasan. Namun, hindari angin langsung yang berlebihan yang dapat menyebabkan ayam kedinginan.
Limbah peternakan, seperti kotoran ayam dan sisa pakan, harus dikelola dengan baik. Kotoran ayam bisa menjadi sumber penyakit jika tidak ditangani. Pengomposan atau penggunaan sebagai pupuk organik adalah beberapa cara untuk mengelola limbah ini secara efektif.
Memelihara ayam daging memang memerlukan perhatian dan kerja keras, namun dengan menerapkan panduan cara memelihara ayam daging yang benar, mulai dari pemilihan bibit, persiapan kandang, manajemen pakan, hingga pengelolaan kesehatan, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan dan mencapai hasil panen yang optimal. Pelajari terus, amati, dan adaptasi dengan kondisi peternakan Anda untuk hasil yang memuaskan.