Setiap tanggal 23 September diperingati sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional (International Day of Sign Languages). Momen ini bukan sekadar kalender biasa, melainkan sebuah pengakuan global atas peran vital bahasa isyarat dalam komunitas Tuli (Tunarungu) di seluruh dunia. Peringatan ini pertama kali dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2018 untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat sebagai bagian integral dari keragaman linguistik dan budaya.
Visualisasi Koneksi Melalui Bahasa Isyarat
Sering kali, masyarakat umum masih memiliki miskonsepsi bahwa bahasa isyarat hanyalah serangkaian gerakan tangan tanpa struktur gramatikal yang jelas. Padahal, bahasa isyarat adalah bahasa alami yang lengkap, memiliki tata bahasa, sintaksis, dan leksikonnya sendiri, sama kompleksnya dengan bahasa lisan. Bahasa isyarat memanfaatkan ruang, orientasi tangan, gerakan, ekspresi wajah, dan pergerakan tubuh untuk menyampaikan makna secara visual. Ekspresi wajah, misalnya, sangat krusial karena sering berfungsi sebagai penanda tata bahasa atau penekanan emosi dalam kalimat.
Di Indonesia, kita mengenal Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan bahasa isyarat yang lebih alami yaitu Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Perbedaan antara keduanya sering menjadi topik diskusi dalam komunitas Tuli. Meskipun tujuannya sama, yaitu memfasilitasi komunikasi, pengakuan terhadap variasi lokal dan keunikan budaya dalam bahasa isyarat sangatlah penting. Bahasa isyarat berfungsi sebagai jembatan utama yang menghubungkan individu Tuli dengan dunia pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan, dan kehidupan sosial secara umum.
Penetapan hari khusus ini bertujuan untuk memecahkan hambatan komunikasi yang dihadapi oleh komunitas Tuli. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 70 juta orang Tuli di seluruh dunia. Bagi mereka, bahasa lisan (seperti Bahasa Indonesia lisan) sering kali tidak dapat diakses sepenuhnya. Tanpa akses terhadap bahasa isyarat yang memadai, banyak hak dasar manusia—seperti hak atas informasi dan partisipasi penuh dalam masyarakat—menjadi terhalang.
Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional mendorong pemerintah, institusi, dan masyarakat luas untuk mengambil langkah konkret. Ini mencakup peningkatan kualitas penerjemah bahasa isyarat profesional, memastikan ketersediaan layanan informasi publik dalam bahasa isyarat, dan mendorong kurikulum pendidikan yang inklusif. Ketika masyarakat lebih banyak belajar dan memahami bahasa isyarat, secara otomatis lingkungan menjadi lebih ramah dan inklusif.
Meskipun ada peningkatan kesadaran, tantangan aksesibilitas masih besar. Di banyak tempat, ketersediaan penerjemah bahasa isyarat profesional sangat terbatas, terutama di daerah terpencil atau dalam situasi darurat. Selain itu, banyak fasilitas umum, layanan darurat, atau bahkan platform digital yang belum sepenuhnya mengadopsi aksesibilitas visual yang memadai.
Inisiatif teknologi kini mulai berperan. Pengembangan aplikasi penerjemah isyarat berbasis Kecerdasan Buatan (AI) terus diupayakan. Namun, tidak ada teknologi yang bisa sepenuhnya menggantikan interaksi manusiawi dan keakuratan nuansa yang disampaikan oleh penerjemah manusia. Oleh karena itu, investasi pada pendidikan bahasa isyarat untuk masyarakat umum (pendengaran) adalah langkah krusial. Ketika lebih banyak orang mendengar mampu menggunakan isyarat, kita membangun komunitas yang benar-benar setara.
Bagaimana kita bisa berpartisipasi dalam semangat Hari Bahasa Isyarat? Pertama, dengan bersikap terbuka untuk belajar. Mengikuti kursus dasar bahasa isyarat, bahkan jika hanya mempelajari beberapa frasa penting, menunjukkan rasa hormat dan keinginan untuk terhubung. Kedua, advokasi. Dukung kebijakan yang memprioritaskan aksesibilitas bagi komunitas Tuli. Ketiga, dengarkan suara komunitas Tuli itu sendiri. Pengalaman hidup mereka adalah sumber pengetahuan terbaik mengenai kebutuhan nyata mereka.
Bahasa isyarat adalah kunci menuju dunia yang lebih inklusif, di mana tidak ada seorang pun yang terisolasi karena cara mereka berkomunikasi. Peringatan hari ini adalah pengingat bahwa keragaman bahasa, termasuk bahasa isyarat, adalah kekayaan yang harus dirayakan dan dilestarikan bersama. Mari kita jadikan setiap hari sebagai hari untuk menghargai dan mempromosikan komunikasi visual yang indah ini.