Indonesia kaya akan kuliner lezatnya, dan salah satu yang paling ikonik dari Pulau Lombok adalah Ayam Taliwang. Hidangan berbahan dasar ayam bakar ini terkenal dengan bumbunya yang pedas, gurih, dan sedikit manis, serta aroma bakaran yang menggugah selera. Ketika berbicara tentang pengalaman kuliner ayam taliwang otentik, nama Mark Wiens seringkali muncul sebagai salah satu penjelajah kuliner dunia yang memberikan apresiasi tinggi terhadap hidangan ini.
Mark Wiens adalah seorang food vlogger dan penulis perjalanan yang telah menjelajahi berbagai penjuru dunia demi mencari cita rasa otentik. Ia dikenal karena ulasannya yang mendalam dan antusias tentang makanan jalanan serta hidangan lokal. Dalam salah satu perjalanannya ke Indonesia, Mark Wiens berkesempatan mencicipi Ayam Taliwang, dan reaksinya sungguh menggambarkan betapa hidangan ini mampu memikat lidah internasional. Ia menyoroti kekayaan rempah, tingkat kepedasan yang pas, dan tekstur ayam yang juicy hasil pembakaran.
Ayam Taliwang sendiri berasal dari suku Sasak di Lombok. Konon, namanya diambil dari salah satu kampung di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa, yang kini secara administratif masuk wilayah NTB. Awalnya, ayam ini diolah dengan cara dibakar langsung di atas bara api tanpa bumbu yang kompleks. Namun, seiring waktu, resepnya berkembang dan dikenal luas dengan bumbu khas yang menggunakan perpaduan cabai, bawang merah, bawang putih, kencur, gula merah, terasi, dan berbagai rempah lainnya. Saus sambal khasnya inilah yang menjadi kunci kelezatan Ayam Taliwang, memberikan sensasi pedas yang menggigit namun tetap nikmat.
Apa yang membuat Ayam Taliwang begitu istimewa? Pertama, tentu saja adalah bumbunya. Penggunaan cabai rawit merah dalam jumlah banyak memberikan level kepedasan yang otentik. Namun, bumbu ini tidak hanya tentang pedas. Keseimbangan rasa antara gurih dari ayam dan terasi, sedikit manis dari gula merah, serta aroma khas kencur dan rempah lainnya menciptakan harmoni rasa yang kompleks. Setiap gigitan memberikan kejutan rasa yang berbeda.
Kedua, proses pembuatannya. Ayam taliwang umumnya menggunakan ayam kampung yang dipotong dibelah dua atau dibelah empat. Daging ayam yang sudah dibumbui kemudian dibakar di atas bara arang. Proses pembakaran ini memberikan aroma smokey yang khas dan membuat kulit ayam menjadi sedikit renyah, sementara dagingnya tetap lembut dan juicy. Penggunaan bumbu yang meresap hingga ke dalam daging saat dibakar adalah kunci utamanya.
Ketiga, penyajiannya. Ayam Taliwang biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, plecing kangkung (sayuran rebus dengan sambal), dan terkadang tambahan sambal matah atau sambal terasi. Kombinasi ini menciptakan pengalaman makan yang lengkap dan memuaskan. Kesegaran dari lalapan dan sayuran menjadi penyeimbang yang sempurna untuk rasa pedas dan gurih ayam.
Bagi para pencinta kuliner pedas, Ayam Taliwang adalah surga. Pengakuan dari food vlogger sekaliber Mark Wiens semakin membuktikan bahwa hidangan lokal Indonesia ini memiliki potensi mendunia. Kunjungan ke Lombok tidak akan lengkap tanpa mencicipi Ayam Taliwang langsung dari sumbernya. Berbagai warung dan restoran di Lombok menyajikan hidangan ini, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih modern.
Saat menikmati Ayam Taliwang, jangan ragu untuk memesan tingkat kepedasan sesuai selera. Jika Anda bukan penikmat pedas sejati, Anda bisa meminta "sedang" atau "tidak terlalu pedas". Namun, bagi mereka yang berani, sensasi pedas otentik Ayam Taliwang akan menjadi petualangan rasa yang tak terlupakan. Perpaduan bumbu yang kaya, aroma bakaran yang menggoda, dan sensasi pedas yang membuat keringat bercucuran namun tetap ingin menambah nasi, adalah esensi dari kenikmatan Ayam Taliwang.
Mark Wiens telah membuktikannya, dan banyak penjelajah kuliner lainnya yang menyetujuinya. Ayam Taliwang bukan sekadar makanan, melainkan sebuah warisan kuliner yang kaya rasa dan penuh cerita. Jadi, jika Anda mencari pengalaman kuliner yang otentik dan menggugah selera, pastikan Ayam Taliwang masuk dalam daftar prioritas Anda. Rasakan sendiri sensasi pedasnya yang melegenda, yang bahkan mampu memikat hati penjelajah kuliner dunia seperti Mark Wiens.