Surah At-Taubah, surat ke-9 dalam Al-Qur'an, memiliki penutup yang sangat kuat dan penuh makna, yaitu ayat ke-128. Ayat ini seringkali dianggap sebagai salah satu ayat yang paling menguatkan bagi umat Islam, khususnya dalam menghadapi kesulitan, penindasan, atau saat berada dalam keraguan iman. Ayat ini menegaskan peran Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama dan sekaligus menunjukkan betapa dekatnya Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman.
Firman Allah SWT dalam At-Taubah ayat 128 berbunyi: "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang amat berat baginya (merasa) kesusahan yang kamu alami, yang sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)mu, dan terhadap orang-orang yang beriman sangat belas kasih lagi penyayang."
Ayat ini menyoroti tiga sifat utama Rasulullah ﷺ yang menjadi penyejuk hati bagi para sahabat dan umat setelahnya:
Dalam konteks kehidupan modern, ayat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kita tidak pernah sendirian dalam perjuangan. Jika Rasulullah ﷺ saja merasakan beratnya cobaan umatnya, maka kepedihan kita adalah bagian dari perhatian universal Ilahi. Ayat ini menjadi fondasi kuat untuk terus istiqamah, karena pemimpin agung kita telah menunjukkan kedekatan emosional dan spiritualnya.
Kedekatan dan kasih sayang yang dijelaskan dalam At-Taubah ayat 128 adalah manifestasi nyata dari sifat-sifat Agung Allah SWT, yang dikenal sebagai Asmaul Husna (99 Nama Terbaik Allah). Ketika seorang Rasul menunjukkan belas kasih yang mendalam, itu adalah cerminan dari Sumber segala kasih sayang.
Beberapa Asmaul Husna yang relevan dengan semangat ayat tersebut antara lain:
Merenungkan At-Taubah ayat 128 bersamaan dengan Asmaul Husna memberikan ketenangan batin yang luar biasa. Hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun dunia penuh tantangan, kita dilindungi, dicintai, dan dibimbing oleh Zat Yang Maha Kuat dan Maha Penyayang. Ketika kita menyebut nama-Nya, kita menarik energi ketenangan dan kekuatan ilahi ke dalam diri kita, sebuah kekuatan yang jauh melampaui cobaan fisik apa pun.
Mengamalkan nilai-nilai dari ayat penutup ini membutuhkan tindakan nyata. Pertama, kita harus meneladani kasih sayang Rasulullah ﷺ kepada sesama, terutama mereka yang sedang kesulitan atau baru mengenal kebenaran (seperti sifat belas kasih beliau terhadap kaum yang beriman). Kedua, ketika menghadapi kesulitan pribadi, kita harus mengingat bahwa Rasulullah merasakan kepedihan kita. Hal ini mendorong kita untuk tidak berputus asa dan lebih banyak mendekatkan diri kepada Asmaul Husna, memohon pertolongan dari sifat-sifat-Nya yang telah terbukti nyata.
Dengan demikian, At-Taubah ayat 128 bukan sekadar penutup sebuah surah, melainkan sebuah janji abadi tentang kedekatan ilahi melalui teladan nabi yang paling penyayang. Ia adalah jangkar spiritual yang mencegah hati kita terombang-ambing oleh badai kehidupan.