Dalam dunia nutrisi, seringkali kita mendengar tentang vitamin tunggal yang memiliki segudang manfaat. Namun, kesehatan optimal seringkali dicapai melalui sinergi atau kerja sama antara berbagai nutrisi. Dua di antaranya adalah **Asam Folat (Vitamin B9)** dan **Vitamin E**. Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, ketika bekerja bersama, mereka menawarkan perlindungan dan dukungan yang luar biasa bagi sel dan sistem kardiovaskular kita.
Asam folat adalah nutrisi penting yang larut dalam air dan sangat vital untuk pembentukan dan perbaikan DNA. Fungsinya tidak hanya terbatas pada ibu hamil, meskipun peranannya dalam mencegah cacat lahir tabung saraf memang terkenal. Bagi semua orang, asam folat berperan aktif dalam pembelahan sel yang cepat dan sehat.
Selain itu, asam folat bekerja sama dengan Vitamin B12 dan B6 untuk memetabolisme homosistein. Homosistein adalah asam amino yang, jika kadarnya tinggi dalam darah, dapat menjadi faktor risiko signifikan bagi penyakit jantung dan stroke. Dengan menjaga tingkat homosistein tetap rendah, **asam folat** berkontribusi langsung pada kesehatan pembuluh darah.
Vitamin E, khususnya bentuk alfa-tokoferol, dikenal luas sebagai salah satu antioksidan lemak terkuat dalam tubuh. Peran utamanya adalah melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Kerusakan oksidatif ini adalah akar dari banyak kondisi penuaan dan penyakit kronis.
Dalam konteks kardiovaskular, **Vitamin E** sangat efektif dalam mencegah oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Ketika LDL teroksidasi, ia menjadi lebih rentan menempel pada dinding arteri, memicu proses aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Dengan menetralisir radikal bebas, Vitamin E membantu menjaga elastisitas pembuluh darah.
Mengapa kedua nutrisi ini sering dibahas bersama? Jawabannya terletak pada bagaimana mereka saling melengkapi, terutama dalam menjaga integritas sistem peredaran darah.
Mendapatkan kedua nutrisi ini dari makanan adalah cara terbaik untuk menjamin penyerapan yang optimal.
Asam folat ditemukan melimpah pada sayuran berdaun hijau gelap (seperti bayam dan kale), kacang-kacangan, biji-bijian yang diperkaya, dan buah jeruk.
Sumber utama Vitamin E adalah minyak nabati (seperti minyak gandum dan minyak bunga matahari), kacang-kacangan (almond), biji-bijian, dan alpukat.
Meskipun asupan dari makanan umumnya memadai, beberapa individu, seperti mereka yang memiliki kondisi penyerapan lemak yang buruk (yang mempengaruhi penyerapan Vitamin E) atau mereka yang memiliki diet sangat terbatas, mungkin memerlukan suplemen. Namun, selalu penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai rejimen suplemen dosis tinggi, terutama karena Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak dan dapat menumpuk dalam tubuh pada dosis yang berlebihan. Mengutamakan keseimbangan diet yang kaya akan kedua nutrisi ini adalah langkah proaktif terbaik untuk kesehatan jangka panjang.