Asam folat, atau sering juga disebut Folat atau Vitamin B9, adalah nutrisi esensial yang memainkan peran krusial dalam banyak fungsi tubuh, terutama pembelahan sel dan sintesis DNA. Tubuh manusia tidak dapat memproduksi asam folat sendiri, sehingga asupan harus dipenuhi melalui makanan atau suplemen. Kebutuhan akan nutrisi ini meningkat tajam pada periode tertentu, khususnya selama masa pertumbuhan cepat.
Peran utama asam folat adalah dalam pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, suatu kondisi di mana sel darah merah menjadi besar namun belum matang dan tidak berfungsi optimal. Bagi wanita usia subur, asupan asam folat yang memadai sangat ditekankan sebelum dan selama awal kehamilan untuk mencegah cacat lahir serius pada otak dan tulang belakang bayi, yang dikenal sebagai Neural Tube Defects (NTDs) seperti spina bifida.
Sumber alami asam folat meliputi sayuran berdaun hijau gelap (bayam, brokoli), kacang-kacangan, jeruk, dan biji-bijian yang difortifikasi. Dalam konteks nutrisi modern, penting untuk memastikan asupan ini tercukupi, terutama karena beberapa kondisi kesehatan dapat mengganggu penyerapan folat.
DHA (Asam Dokosaheksaenoat) adalah salah satu jenis asam lemak omega-3 rantai panjang yang sangat vital bagi kesehatan. DHA adalah komponen struktural utama dalam retina mata dan merupakan bagian penting dari membran sel di otak. Jika asam folat berfokus pada pembelahan dan pembentukan sel secara umum, DHA secara spesifik sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf pusat, terutama pada janin dan bayi.
Selama kehamilan, suplementasi DHA terbukti mendukung perkembangan kognitif optimal pada anak. Setelah lahir, otak bayi terus berkembang pesat, dan DHA memastikan konektivitas saraf yang efisien. Selain peran pada otak, DHA juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat dan mendukung kesehatan kardiovaskular pada orang dewasa.
Sumber utama DHA secara alami adalah ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, serta suplemen minyak ikan atau alga. Karena mayoritas populasi tidak mengonsumsi ikan berlemak secara teratur, suplementasi DHA sering direkomendasikan, terutama oleh dokter kandungan dan spesialis anak.
Meskipun keduanya memiliki fungsi yang berbeda, asam folat dan DHA bekerja secara sinergis untuk memastikan hasil kehamilan yang terbaik. Asam folat memastikan bahwa pembelahan sel awal berjalan sempurna dan menutup tabung saraf bayi, sementara DHA menyediakan "bahan bangunan" utama untuk struktur otak dan mata bayi. Keseimbangan antara kedua nutrisi ini sangat penting.
Para ahli gizi menekankan bahwa perencanaan nutrisi pra-kehamilan harus mencakup kedua elemen ini. Ibu hamil perlu mengonsumsi cukup folat untuk mencegah cacat saraf, dan cukup DHA untuk mendukung pertumbuhan otak. Mengabaikan salah satu komponen berisiko menimbulkan dampak negatif pada tumbuh kembang janin secara keseluruhan.
Memilih suplemen yang mengandung kombinasi Asam Folat dan DHA sering kali menjadi solusi praktis untuk memastikan kebutuhan harian terpenuhi, selain dari pola makan yang seimbang. Konsultasikan selalu dengan profesional kesehatan mengenai dosis yang tepat sesuai dengan kondisi dan fase kehidupan Anda.
Meskipun paling sering dibicarakan dalam konteks reproduksi, manfaat asam folat dan DHA meluas ke usia dewasa. Bagi orang dewasa, DHA membantu menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia dan dapat berperan dalam mitigasi risiko penyakit kronis. Sementara itu, asam folat terus dibutuhkan untuk memelihara kadar homosistein normal dalam darah, yang berhubungan dengan kesehatan pembuluh darah.
Memastikan asupan nutrisi ini tidak hanya penting saat merencanakan kehamilan, tetapi merupakan bagian dari komitmen jangka panjang terhadap kesehatan seluler dan neurologis kita.