Asam folat, atau dikenal juga sebagai Vitamin B9, adalah nutrisi penting yang memainkan peran krusial dalam banyak fungsi tubuh. Peran utamanya adalah dalam sintesis, perbaikan, dan metilasi DNA, yang merupakan proses dasar bagi pembelahan sel yang sehat. Tanpa asam folat yang cukup, proses pembentukan sel baru tidak dapat berjalan optimal.
Bagi wanita usia subur, asupan asam folat sangat ditekankan karena hubungannya dengan pencegahan cacat lahir tabung saraf (NTDs) pada janin, seperti spina bifida dan anencephaly. Defisiensi asam folat pada awal kehamilan dapat menyebabkan konsekuensi serius pada perkembangan sistem saraf pusat bayi. Selain itu, asam folat juga membantu mengurangi kadar homosistein dalam darah, yang jika tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Meskipun penting, tubuh manusia tidak memproduksi asam folat secara mandiri; oleh karena itu, kita harus mendapatkannya melalui makanan atau suplemen. Sumber-sumber alami asam folat sangat beragam, meliputi produk hewani dan nabati. Namun, perlu dicatat bahwa folat alami (bentuk yang terdapat dalam makanan) cenderung lebih rentan terhadap kerusakan akibat pemanasan dibandingkan dengan asam folat sintetis yang digunakan dalam suplemen atau fortifikasi makanan.
Untuk mendapatkan asupan folat optimal dari diet harian, fokuslah pada kelompok makanan berikut:
Di banyak negara, termasuk Indonesia, pemerintah mendorong fortifikasi pangan sebagai strategi penting untuk mencegah defisiensi folat secara massal. Fortifikasi berarti penambahan asam folat sintetis ke dalam makanan pokok yang dikonsumsi secara rutin.
Produk yang sering difortifikasi meliputi:
Asam folat yang ditambahkan dalam produk fortifikasi (yang merupakan bentuk sintetis) lebih stabil dan lebih mudah diserap tubuh daripada folat alami yang terdapat dalam sayuran. Penting untuk memeriksa label nutrisi pada kemasan makanan untuk memastikan produk tersebut telah diperkaya dengan asam folat.
Idealnya, sebagian besar kebutuhan asam folat harus dipenuhi melalui konsumsi makanan kaya folat secara teratur. Pendekatan diet seimbang ini memastikan bahwa Anda juga mendapatkan serat, vitamin, dan mineral lain yang ada dalam makanan utuh tersebut.
Namun, suplementasi asam folat sangat direkomendasikan dalam kondisi tertentu. Bagi wanita yang merencanakan kehamilan, dokter umumnya menyarankan suplemen asam folat dosis tinggi (biasanya 400 mcg) setidaknya satu bulan sebelum pembuahan dan selama trimester pertama. Bagi individu yang memiliki kondisi malabsorpsi nutrisi atau mereka yang dietnya sangat terbatas, suplemen mungkin diperlukan untuk mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai rejimen suplemen untuk menentukan dosis yang tepat.
Memahami dari mana asam folat di dapat dan bagaimana cara kerjanya dalam tubuh adalah langkah pertama menuju kesehatan yang lebih baik, terutama dalam mendukung pembelahan sel yang efisien dan menjaga kesehatan reproduksi.