Benarkah Asam Folat Bikin Gemuk? Mengupas Tuntas Mitos dan Fakta

Dalam dunia kesehatan dan nutrisi, asam folat (Vitamin B9) seringkali menjadi sorotan, terutama bagi wanita usia subur karena perannya krusial dalam pencegahan cacat tabung saraf pada janin. Namun, belakangan ini muncul pertanyaan menarik dan sedikit membingungkan: "Apakah asam folat bikin gemuk?"

Pertanyaan ini sering muncul karena suplemen atau makanan fortifikasi yang mengandung asam folat dikonsumsi bersamaan dengan peningkatan berat badan yang tidak diinginkan. Untuk menjawabnya secara tuntas, kita perlu membedah fungsi asam folat dan hubungannya dengan metabolisme tubuh.

Peran Vital Asam Folat dalam Tubuh

Asam folat adalah vitamin B larut air yang esensial untuk berbagai proses biologis. Fungsi utamanya meliputi:

Karena peranannya dalam pembentukan sel, kekurangan asam folat dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Namun, apakah kelebihan konsumsi dapat memicu penambahan berat badan?

Asam Folat Mendukung Pembelahan Sel B9

Ilustrasi peran asam folat dalam proses seluler.

Menganalisis Hubungan: Asam Folat dan Berat Badan

Secara ilmiah, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa mengonsumsi asam folat dalam dosis yang direkomendasikan (baik dari makanan atau suplemen) secara independen menyebabkan penambahan berat badan atau obesitas.

Asam folat sendiri adalah vitamin tanpa kalori. Mekanisme biologisnya berfokus pada perbaikan dan pembentukan sel, bukan pada penyimpanan energi atau lemak tubuh.

Mengapa Orang Mengaitkan Asam Folat dengan Kenaikan Berat Badan?

Kekeliruan persepsi ini biasanya berasal dari beberapa faktor kontekstual:

  1. Suplemen Gabungan: Seringkali, suplemen yang mengandung asam folat juga mengandung vitamin B kompleks lainnya atau multivitamin yang mungkin mengandung zat lain yang memicu nafsu makan pada individu tertentu.
  2. Kondisi Medis yang Diobati: Orang yang diresepkan suplemen asam folat mungkin sedang dalam pengobatan kondisi lain (seperti masalah tiroid atau anemia) yang secara tidak langsung dapat memengaruhi metabolisme atau nafsu makan mereka.
  3. Perubahan Gaya Hidup: Jika seseorang mulai mengonsumsi suplemen (termasuk asam folat) bersamaan dengan perubahan pola makan yang kaya kalori, kenaikan berat badan akan dikaitkan secara keliru dengan vitamin B9 tersebut.

Kekurangan Asam Folat dan Dampaknya pada Metabolisme

Ironisnya, kekurangan asam folat justru bisa memengaruhi kesehatan secara umum, meskipun bukan secara langsung menyebabkan obesitas. Kekurangan B9 menyebabkan anemia, yang dapat mengakibatkan kelelahan ekstrem dan penurunan aktivitas fisik. Jika aktivitas fisik menurun, risiko kenaikan berat badan akibat kelebihan asupan kalori harian tentu meningkat.

Asam folat juga berperan dalam memetabolisme homosistein. Ketika kadar homosistein tinggi (sering terjadi saat kekurangan folat), ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, bukan penambahan berat badan murni.

Dosis Aman dan Rekomendasi

Untuk orang dewasa yang tidak sedang hamil, asupan harian yang disarankan (Angka Kecukupan Gizi/AKG) adalah sekitar 400 mikrogram (mcg) per hari. Batas atas yang dapat diterima umumnya jauh lebih tinggi, namun konsumsi berlebihan tidak memberikan manfaat tambahan dan hanya akan terbuang melalui urin karena sifatnya yang larut dalam air.

Jika Anda mengalami peningkatan berat badan setelah mulai mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat, sangat penting untuk meninjau semua komponen suplemen tersebut dan mengevaluasi kembali asupan kalori harian Anda, daripada menyalahkan vitamin B9 semata. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter adalah langkah terbaik untuk memahami kebutuhan nutrisi spesifik Anda.

Kesimpulannya, mitos bahwa asam folat bikin gemuk tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Asam folat adalah nutrisi penting yang mendukung fungsi seluler vital, dan jika dikonsumsi sesuai kebutuhan, ia tidak akan menjadi penyebab langsung obesitas.