Visualisasi sederhana atom dengan nomor 33.
Unsur kimia dengan nomor atom 33 adalah **Arsenik**, yang dilambangkan dengan simbol kimia **As**. Arsenik adalah anggota dari golongan 15 tabel periodik, tepat di bawah Fosfor dan di atas Antimon. Secara klasifikasi, Arsenik tergolong dalam kelompok metaloid, yang berarti ia memiliki sifat yang berada di antara logam dan non-logam. Dalam kondisi standar, Arsenik murni biasanya berbentuk padatan kristalin berwarna abu-abu baja yang tampak metalik, meskipun ia juga dapat memiliki bentuk lain.
Struktur atom Arsenik terdiri dari 33 proton di intinya. Dengan nomor atom ini, Arsenik juga memiliki 33 elektron yang mengelilingi inti, memastikan bahwa atom tersebut netral secara listrik. Konfigurasi elektronnya yang khas sangat menentukan reaktivitas dan sifat kimianya, menjadikannya unik dalam banyak aplikasi industri, meskipun terkenal karena toksisitasnya.
| Properti | Nilai |
|---|---|
| Simbol Kimia | As |
| Nomor Atom (Z) | 33 |
| Massa Atom Relatif (Ar) | 74.92 |
| Golongan | 15 (Pnictogen) |
| Wujud Standar | Padatan (Metaloid) |
Salah satu sifat fisik Arsenik yang paling menarik adalah kemampuannya untuk menyublim ketika dipanaskan pada tekanan atmosfer standar, langsung berubah dari padat menjadi gas tanpa melalui fase cair yang stabil. Titik sublimasinya berkisar sekitar 614 °C. Secara kimiawi, Arsenik dapat membentuk tiga bentuk alotrop utama: kuning (amorfoz), hitam, dan abu-abu (kristalin), di mana bentuk abu-abu adalah yang paling stabil dan umum ditemukan.
Dalam senyawa, Arsenik umumnya menunjukkan bilangan oksidasi +3 dan +5. Arsenik sangat terkenal karena senyawa-senyawa toksiknya, seperti arsenik trioksida (As₂O₃), yang telah lama digunakan sebagai racun tikus dan dalam sejarah juga disalahgunakan sebagai racun manusia. Namun, aspek metaloidnya juga memberikan nilai penting. Ketika dikombinasikan dengan logam lain, Arsenik dapat membentuk semikonduktor yang sangat penting dalam teknologi modern, seperti semikonduktor galium arsenida (GaAs).
Di alam, Arsenik ditemukan dalam berbagai mineral, seringkali berasosiasi dengan senyawa sulfur. Karena sifatnya yang sulit larut dalam air murni, Arsenik dari pelapukan batuan atau aktivitas vulkanik dapat mencemari sumber air tanah, menciptakan masalah kesehatan publik di banyak wilayah dunia. Senyawa Arsenik yang larut dalam air seringkali sangat beracun karena mekanisme kerjanya yang mengganggu metabolisme seluler.
Secara biologis, unsur 33 ini memiliki dualitas. Meskipun sebagian besar senyawa Arsenik adalah racun mematikan, dalam dosis sangat kecil, Arsenik memainkan peran biologis pada beberapa organisme. Misalnya, diketahui bahwa beberapa bakteri dapat menggunakan Arsenik sebagai pengganti Fosfor dalam biomolekul mereka dalam kondisi ekstrem tertentu, meskipun ini masih menjadi area penelitian yang intensif. Dalam konteks manusia, paparan kronis terhadap Arsenik, bahkan dalam kadar rendah di air minum, dikaitkan dengan risiko penyakit kulit, kardiovaskular, dan kanker.
Meskipun reputasinya yang buruk karena toksisitas, Arsenik memiliki kegunaan industri yang vital. Selain perannya dalam semikonduktor (yang krusial untuk LED dan sirkuit terintegrasi berkecepatan tinggi), Arsenik juga digunakan sebagai penguat dalam paduan logam, terutama dalam produksi tembaga dan timah untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan material. Sebelumnya, arsenik banyak digunakan dalam pengawetan kayu, namun penggunaannya kini sangat dibatasi karena masalah lingkungan dan kesehatan. Dalam bidang medis, beberapa senyawa arsenik organik bahkan masih dieksplorasi sebagai agen kemoterapi tertentu, menunjukkan bahwa unsur 33 ini tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kimia terapan modern, meskipun penggunaannya sangat diawasi ketat.