Ilustrasi Ayat 3 Surah At-Talaq: Janji Kecukupan dari Allah bagi yang Bertawakkal.
Dalam lautan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, manusia sering kali merasa cemas, khawatir, dan gelisah. Ketakutan akan masa depan, kesulitan ekonomi, masalah hubungan, atau ujian kesehatan dapat menggoyahkan ketenangan jiwa. Namun, Al-Qur'an, sebagai petunjuk ilahi, menawarkan sebuah solusi yang mendalam dan menenangkan melalui Surah At-Talaq ayat 3.
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. At-Talaq [65]: 3)
Ayat yang agung ini bukan sekadar lantunan kata, melainkan sebuah janji ilahi yang sarat makna. Inti dari ayat ini adalah perintah dan janji mengenai tawakkal. Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, tawakkal adalah sebuah sikap hati yang mengandalkan sepenuhnya kepada Allah setelah kita berusaha semaksimal mungkin. Ini adalah kepercayaan mutlak bahwa Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong yang akan mengurus segala urusan kita.
Tawakkal adalah pilar penting dalam keimanan seorang Muslim. Ia berasal dari kata "wakala" yang berarti menyerahkan urusan, mewakilkan, atau mengandalkan. Ketika seseorang bertawakkal kepada Allah, ia tidak hanya berdoa dan berharap, tetapi juga meyakini bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman dan kekuasaan Allah. Ia tahu bahwa hasil akhir dari setiap usaha adalah di tangan-Nya, dan apa pun ketetapan-Nya adalah yang terbaik.
Dalam ayat ini, Allah berfirman, "Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." Janji ini begitu luar biasa. Ia menjamin bahwa Allah akan memberikan kecukupan bagi hamba-Nya yang benar-benar berserah diri. Kecukupan di sini mencakup segala aspek kehidupan: rezeki yang halal, perlindungan dari musibah, kemudahan dalam menghadapi masalah, dan ketenangan jiwa. Allah menjamin bahwa hamba-Nya tidak akan terlantar jika ia bersandar kepada-Nya.
Surah At-Talaq secara umum membahas mengenai hukum-hukum yang berkaitan dengan perceraian dan kewajiban-kewajiban pasca-perceraian. Di tengah pembahasan mengenai aspek hukum yang mungkin terasa rumit dan penuh potensi perselisihan, ayat 3 ini hadir sebagai penyejuk. Ia mengingatkan para suami dan istri yang mungkin sedang menghadapi situasi perceraian, atau siapa pun yang menghadapi kesulitan hidup, bahwa jalan keluar terbaik adalah kembali kepada Allah dan berserah diri.
Bagi mereka yang menghadapi perceraian, ayat ini menjadi pengingat bahwa setelah menempuh segala upaya damai atau mengikuti proses hukum, keputusan akhir ada di tangan Allah. Dengan bertawakkal, mereka akan mendapatkan kecukupan dan ketenangan, serta petunjuk bagaimana menjalani kehidupan selanjutnya dengan baik. Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yang taat dan berserah diri.
Buah dari tawakkal adalah ketenangan hati. Ketika seseorang menyadari bahwa ada Dzat Maha Kuasa yang mengurus segalanya, beban kekhawatiran akan berkurang. Ia akan lebih sabar dalam menghadapi cobaan, lebih bersyukur dalam kenikmatan, dan lebih ikhlas dalam setiap takdir. Kepercayaan ini membebaskan jiwa dari belenggu kecemasan yang berlebihan.
Selain itu, tawakkal juga mendorong seseorang untuk terus berikhtiar. Janji Allah untuk mencukupi bukan berarti kita menjadi malas. Justru, keyakinan bahwa Allah akan memberikan hasil terbaik dari usaha kita akan memotivasi kita untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan dengan niat yang tulus. Setiap langkah yang diambil dengan mengaitkan hati kepada Allah akan terasa lebih ringan dan penuh berkah.
Surah At-Talaq ayat 3 adalah pengingat abadi bagi seluruh umat manusia. Di era modern yang serba cepat dan penuh tekanan ini, nilai tawakkal semakin penting. Mari kita jadikan ayat ini sebagai pedoman hidup. Setelah berusaha sekuat tenaga dalam segala aspek kehidupan, lepaskanlah hasil akhirnya kepada Allah SWT. Percayalah, Dialah Pelindung terbaik yang akan memberikan kecukupan dan ketenangan yang kita dambakan.
"Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya." Pernyataan ini menegaskan kekuasaan dan kehendak mutlak Allah. Dan bagian terakhir ayat, "Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu," memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu terjadi dengan ilmu dan hikmah-Nya. Dengan keyakinan ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih damai, penuh harapan, dan senantiasa dalam lindungan-Nya.