Visualisasi konsep ketaatan dan perniagaan yang diridhai.
(Yaitu) orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji Allah, bersafar (untuk beribadah/berjihad), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman itu.**
Ayat 112 dari Surah At-Taubah ini merupakan ayat yang sangat komprehensif dan indah, seringkali disebut sebagai deskripsi paripurna mengenai ciri-ciri hamba Allah yang sejati, terutama bagi mereka yang telah membeli diri mereka sendiri dari dunia dengan surga (sebagaimana dikaitkan dengan konteks ayat sebelumnya). Ayat ini menetapkan standar moral dan spiritual yang tinggi bagi orang-orang yang beriman.
Kata kunci utama dalam ayat ini adalah serangkaian aktivitas dan sifat yang harus dimiliki seorang mukmin. Frasa "Orang-orang yang bertobat" (ٱلتَّآئِبُونَ) ditempatkan di awal, menandakan bahwa landasan utama penerimaan amal adalah kesucian diri dari dosa melalui pertobatan yang tulus dan berkelanjutan. Setelah bertobat, mereka harus melanjutkan dengan ibadah yang intensif.
Ayat ini membagi ketaatan menjadi beberapa lapisan:
Setelah menjabarkan kualifikasi yang sangat tinggi ini, Allah menutup ayat dengan perintah kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk memberikan kabar gembira, "Wabashshiril Mu'minin" (Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman itu). Kabar gembira ini adalah janji surga dan ridha Allah, yang merupakan imbalan setimpal atas kesungguhan mereka dalam menyeimbangkan antara kesalehan pribadi (ibadah) dan kesalehan sosial (amar ma'ruf nahi munkar). Ayat ini menegaskan bahwa iman yang sejati tercermin dalam tindakan nyata yang komprehensif.