Kumaha? Sampurasun! Sapaan Sunda Ngobrol Basa Sunda

Panduan Lengkap Sapaan Bahasa Sunda

Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah yang kaya akan nilai budaya dan kesopanan. Di Jawa Barat, menguasai beberapa sapaan dasar dalam bahasa Sunda tidak hanya memudahkan komunikasi sehari-hari tetapi juga menunjukkan penghormatan mendalam terhadap adat istiadat setempat. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang cenderung lugas, sapaan dalam bahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh tingkatan tutur (leksikal), yaitu lemes (halus) dan loma (akrab/kasar).

Memahami kapan harus menggunakan sapaan lemes (misalnya kepada orang yang lebih tua atau dihormati) dan kapan menggunakan sapaan loma (untuk teman sebaya atau yang lebih muda) adalah kunci utama keramahan dalam budaya Sunda. Kesalahan dalam memilih tingkatan sapaan bisa dianggap kurang sopan. Artikel ini akan memandu Anda mengenai sapaan bahasa Sunda yang paling umum digunakan.

Sapaan Dasar Wajib (Formal dan Informal)

Ada dua sapaan pembuka yang wajib Anda ketahui, yang sering digunakan dalam konteks menyapa orang yang belum dikenal atau dalam situasi formal:

Sapaan Sunda Tingkat Tutur Arti dalam Bahasa Indonesia Konteks Penggunaan
Sampurasun Lemes (Formal) Salam sejahtera/Halo Digunakan sebagai salam pembuka yang sangat sopan, terutama kepada orang yang dihormati atau dalam acara resmi.
Rarampesun Lemes (Formal) Jawaban dari Sampurasun Jawaban baku ketika seseorang menyapa dengan "Sampurasun."
Halo / Hai Loma/Umum Halo / Hai Mirip penggunaan dalam Bahasa Indonesia, lebih santai.

Sapaan Berdasarkan Waktu

Sama seperti bahasa lain, sapaan dalam bahasa Sunda juga terbagi berdasarkan waktu dalam sehari. Namun, perlu diingat bahwa sapaan ini sering kali masih disesuaikan lagi dengan tingkatan lemes/loma.

Waktu Sapaan Lemes (Halus) Sapaan Loma (Akab/Kasual)
Pagi Wilujeng énjing Sugén enjing
Siang Wilujeng siang Sugén siang
Sore/Petang Wilujeng sonten Sugén sonten
Malam Wilujeng wengi Sugén wengi

Perbedaan signifikan terletak pada kata 'Wilujeng' (lemes) yang diganti menjadi 'Sugén' (loma) atau bahkan lebih singkat lagi dalam pergaulan sangat akrab. Misalnya, untuk menanyakan kabar di pagi hari kepada teman dekat, Anda bisa langsung bertanya, "Kumaha damang?" (Versi lemes) atau "Kumaha?" (Versi loma).

Menanyakan Kabar dan Kondisi

Setelah mengucapkan salam pembuka, langkah selanjutnya adalah menanyakan kabar. Ini adalah momen krusial untuk menunjukkan basa-basi kesopanan Sunda.

Jawaban yang umum dan sopan untuk menanyakan kabar adalah: "Alhamdulillah, saé / damang" (Alhamdulillah, baik/sehat). Jika ingin menanyakan balik kabar orang tersebut, gunakan "Punten, Bapa/Ibu kumaha?" (Permisi, Bapak/Ibu bagaimana kabarnya?). Penggunaan Bapak/Ibu adalah penting jika lawan bicara adalah orang yang lebih tua.

Penggunaan Panggilan Hormat (Gelar Sosial)

Dalam budaya Sunda, gelar sosial sangat penting untuk mempertahankan etika berbahasa. Penggunaan panggilan yang tepat dapat mencegah terjadinya salah paham kesopanan.

Panggilan Sunda Padanan Indonesia Keterangan
Aa / Teteh Kakak (Laki-laki/Perempuan) Untuk orang yang sedikit lebih tua, panggilan akrab namun tetap menghormati.
Ua / Emang / Bibi Paman / Bibi Untuk kerabat atau orang yang lebih tua dari orang tua Anda.
Bapak / Ibu Bapak / Ibu Paling umum dan aman digunakan untuk semua orang dewasa.
Anjeun / Salira Anda Kata ganti orang kedua yang sopan (lemes). Hindari kata 'manéh' kecuali kepada teman sangat akrab.

Menguasai sapaan bahasa Sunda ini akan membuka pintu interaksi yang lebih hangat dengan masyarakat Sunda. Selalu ingat, dalam keraguan, gunakanlah sapaan lemes. Salam, Sampurasun!