Pembesaran ayam petelur merupakan tahap krusial dalam siklus produksi telur. Keberhasilan tahap ini sangat menentukan kualitas dan kuantitas telur yang dihasilkan di masa mendatang. Memahami karakteristik pertumbuhan ayam, kebutuhan nutrisi, serta manajemen perkandangan yang optimal adalah kunci utama untuk memaksimalkan potensi genetik ayam dan mencapai hasil yang menguntungkan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam berbagai aspek penting dalam pembesaran ayam petelur, mulai dari pemilihan bibit hingga persiapan sebelum masa bertelur.
Langkah pertama dan paling mendasar dalam pembesaran ayam petelur adalah pemilihan bibit (DOC - Day Old Chick). Bibit yang berkualitas akan memiliki daya tahan tubuh yang baik, pertumbuhan yang seragam, dan potensi genetik untuk menghasilkan telur yang optimal. Perhatikan beberapa kriteria berikut saat memilih bibit:
Lingkungan kandang yang nyaman dan sesuai standar sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ayam petelur. Tahap pembesaran biasanya dilakukan pada usia 0 hingga sekitar 16-18 minggu, sebelum ayam dipindahkan ke kandang bertelur.
Ada dua sistem utama yang umum digunakan:
Anak ayam sangat rentan terhadap perubahan suhu. Pada minggu pertama, suhu kandang harus dijaga sekitar 32-35°C, kemudian diturunkan secara bertahap setiap minggu hingga mencapai suhu lingkungan normal (sekitar 24-27°C). Ventilasi yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas udara, menghilangkan kelembaban berlebih, dan mencegah penumpukan gas berbahaya seperti amonia. Pastikan ada aliran udara yang cukup tanpa menimbulkan angin kencang langsung mengenai ayam.
Kepadatan kandang yang tepat adalah kunci untuk mencegah stres, penyebaran penyakit, dan memastikan semua ayam mendapatkan akses yang cukup terhadap pakan dan minum. Rekomendasi umum adalah sekitar 10-12 ekor per meter persegi untuk kandang litter, namun angka ini dapat bervariasi tergantung pada jenis ayam, sistem perkandangan, dan umur ayam.
Kebutuhan nutrisi ayam petelur berubah seiring dengan pertambahan usianya. Pakan yang diberikan harus mengandung keseimbangan yang tepat antara protein, energi, vitamin, dan mineral untuk mendukung pertumbuhan tulang, otot, dan organ reproduksi.
Pastikan ketersediaan air minum bersih dan segar selalu ada. Kualitas air sama pentingnya dengan kualitas pakan.
Kesehatan ayam selama masa pembesaran harus menjadi prioritas utama. Pencegahan penyakit jauh lebih efektif dan ekonomis daripada pengobatan.
Terapkan langkah-langkah biosekuriti yang ketat untuk mencegah masuknya penyakit ke area peternakan. Ini meliputi pembatasan akses orang luar, desinfeksi kandang dan peralatan secara rutin, serta karantina ayam baru sebelum dimasukkan ke dalam kelompok utama.
Program vaksinasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi dinas peternakan setempat atau ahli kesehatan hewan sangat penting untuk melindungi ayam dari penyakit umum seperti ND (Newcastle Disease), IB (Infectious Bronchitis), dan Gumboro.
Lakukan pengamatan harian terhadap kondisi ayam. Perhatikan tanda-tanda awal penyakit seperti lesu, nafsu makan menurun, batuk, bersin, diare, atau kematian yang tidak wajar. Segera pisahkan ayam yang sakit dan konsultasikan dengan petugas kesehatan hewan.
Sekitar usia 16-18 minggu, ayam petelur siap dipindahkan ke kandang bertelur. Peralihan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk mengurangi stres. Perubahan pakan, lingkungan, dan jadwal pencahayaan perlu dikelola dengan baik. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan nutrisi akan berubah lagi, terutama peningkatan kebutuhan kalsium untuk pembentukan kerabang telur.
Pembesaran ayam petelur yang sukses memerlukan kombinasi antara pemilihan bibit yang tepat, manajemen kandang yang baik, pemberian pakan yang sesuai, serta perhatian penuh terhadap kesehatan dan kesejahteraan ayam. Dengan menerapkan praktik-praktik terbaik ini, peternak dapat menghasilkan ayam petelur yang sehat, produktif, dan memberikan keuntungan yang optimal.