Pembesaran ayam potong, atau yang sering disebut sebagai broiler, merupakan salah satu sektor peternakan yang sangat menjanjikan. Permintaan pasar yang stabil dan siklus produksi yang relatif singkat membuat usaha ini menarik bagi banyak peternak, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek penting dalam proses pembesarannya. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk pembesaran ayam potong, mulai dari pemilihan bibit hingga manajemen pasca-panen.
Kunci keberhasilan dalam pembesaran ayam potong dimulai dari persiapan yang matang. Kandang yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, kebersihan. Kandang harus dibersihkan dan disterilkan secara menyeluruh sebelum kedatangan DOC (Day Old Chick) atau bibit ayam umur sehari. Lantai kandang sebaiknya dilapisi sekam yang kering dan bersih, dengan ketebalan yang cukup untuk menyerap kelembaban.
Ventilasi menjadi aspek krusial lainnya. Kandang harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penumpukan amonia dan gas berbahaya lainnya, serta menjaga suhu kandang tetap stabil. Sistem pemanas seperti pemanas gas atau lampu bohlam (brooder) sangat penting untuk anak ayam yang baru menetas, karena mereka belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri. Suhu ideal pada minggu pertama adalah sekitar 30-32°C, yang kemudian diturunkan secara bertahap setiap minggunya.
Pemilihan bibit (DOC) yang berkualitas adalah fondasi utama. Pilihlah DOC dari hatchery terpercaya yang memiliki reputasi baik. DOC yang sehat biasanya lincah, memiliki mata cerah, pusar kering dan bersih, serta bulu yang mengkilap. Hindari DOC yang terlihat lesu, cacat, atau memiliki pusar basah yang berpotensi terinfeksi.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha pembesaran ayam potong, sehingga manajemennya harus dilakukan secara cermat. Ayam potong memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi untuk pertumbuhan cepat. Umumnya, pakan dibedakan berdasarkan fase pertumbuhan: pakan starter (umur 0-14 hari), pakan grower (umur 15-30 hari), dan pakan finisher (umur 31 hari hingga panen).
Kualitas pakan harus terjamin, dengan kandungan protein, energi, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan ayam pada setiap fasenya. Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur, biasanya 3-4 kali sehari, dan jumlahnya disesuaikan dengan umur dan nafsu makan ayam. Penting untuk selalu menyediakan pakan dalam wadah yang bersih dan mudah dijangkau oleh ayam.
Air minum yang bersih dan segar harus tersedia setiap saat. Ayam potong membutuhkan air minum dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan pakan. Ketersediaan air yang cukup sangat penting untuk metabolisme, pencernaan, dan pembentukan daging. Wadah air minum harus dibersihkan secara rutin untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Kesehatan ayam adalah prioritas utama. Penyakit dapat menyebabkan kerugian besar, mulai dari penurunan laju pertumbuhan, peningkatan angka kematian, hingga kualitas daging yang buruk. Upaya pencegahan penyakit (biosekuriti) jauh lebih efektif dan ekonomis dibandingkan pengobatan.
Program biosekuriti yang ketat meliputi pembatasan akses orang dan kendaraan ke area kandang, desinfeksi rutin, serta pengelolaan limbah yang baik. Vaksinasi juga merupakan bagian penting dari program pencegahan penyakit, terutama untuk penyakit-penyakit yang umum menyerang ayam potong seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Marek's Disease. Jadwal vaksinasi harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan risiko penyakit di daerah peternakan Anda, serta rekomendasi dari dokter hewan.
Selain itu, pengamatan rutin terhadap kondisi ayam sangatlah penting. Perhatikan perilaku, nafsu makan, kondisi feses, dan gejala-gejala klinis lainnya. Jika ditemukan ayam yang sakit, segera pisahkan untuk mencegah penyebaran penyakit dan konsultasikan dengan tenaga ahli peternakan atau dokter hewan.
Lingkungan kandang yang nyaman sangat mempengaruhi performa ayam. Selain suhu dan ventilasi, manajemen kelembaban, cahaya, dan kebisingan juga berperan penting. Tingkat kelembaban yang optimal berkisar antara 60-70%. Kelembaban yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan penyakit, sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan debu yang mengganggu pernapasan ayam.
Kepadatan kandang yang ideal harus diperhitungkan dengan baik. Kepadatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan persaingan dalam memperoleh pakan dan minum, peningkatan stres, serta penyebaran penyakit yang lebih cepat. Sebaliknya, kepadatan yang terlalu rendah juga kurang efisien dalam penggunaan lahan dan biaya operasional. Standar kepadatan umumnya dihitung berdasarkan berat badan ayam per meter persegi.
Ayam potong siap panen biasanya pada usia 30-40 hari, tergantung pada target bobot yang diinginkan dan jenis DOC yang digunakan. Panen harus dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan stres pada ayam. Proses penangkapan dan pemindahan ayam harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
Setelah panen, kandang harus segera dibersihkan dan disterilkan kembali untuk siklus produksi berikutnya. Evaluasi hasil produksi, termasuk angka kematian, efisiensi pakan, dan bobot rata-rata, sangat penting untuk mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki di masa mendatang. Dengan perencanaan yang matang dan manajemen yang baik, pembesaran ayam potong dapat menjadi usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan.