Asam folat, atau Vitamin B9, adalah nutrisi esensial yang memainkan peran krusial dalam banyak fungsi tubuh, terutama dalam sintesis dan perbaikan DNA. Peran utamanya adalah dalam pembentukan sel darah merah baru dan pertumbuhan sel yang cepat. Kekurangan zat gizi mikro ini dapat menyebabkan anemia megaloblastik, yang ditandai dengan kelelahan kronis dan masalah kesehatan lainnya.
Kebutuhan folic acid per hari sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis seseorang, seperti kehamilan atau menyusui. Meskipun seringkali dianggap penting terutama bagi wanita hamil, memastikan asupan yang cukup adalah keharusan bagi semua kelompok usia untuk menjaga kesehatan sistem saraf dan jantung secara keseluruhan.
Ilustrasi: Sumber Asam Folat dalam Makanan
Angka kecukupan gizi (Recommended Dietary Allowance/RDA) ditetapkan berdasarkan berbagai penelitian untuk memastikan populasi umum terhindar dari defisiensi. Di Indonesia, dan mengacu pada standar internasional, kebutuhan harian umumnya ditetapkan sebagai berikut:
Penting untuk dicatat bahwa kebutuhan selama masa kehamilan meningkat drastis. Asupan asam folat yang memadai sebelum dan selama awal kehamilan sangat penting untuk mencegah Neural Tube Defects (NTDs) pada janin, seperti spina bifida.
Asam folat dapat diperoleh melalui makanan yang kaya akan nutrisi ini atau melalui suplemen. Memenuhi kebutuhan folic acid per hari sebaiknya dimulai dari pola makan seimbang.
Folat adalah bentuk alami vitamin B9 yang ditemukan pada makanan. Sumber terbaik meliputi:
Di banyak negara, termasuk yang menerapkan fortifikasi, asam folat (bentuk sintetis) ditambahkan ke produk biji-bijian olahan seperti tepung terigu, roti, sereal sarapan, dan pasta. Ini adalah strategi kesehatan masyarakat yang efektif untuk meningkatkan asupan populasi secara luas.
Meskipun diet seimbang adalah yang utama, suplementasi asam folat sering kali direkomendasikan dalam situasi tertentu, terutama karena penyerapan nutrisi dari makanan bervariasi antar individu.
1. Perencanaan Kehamilan: Suplementasi 400 mcg asam folat (bukan folat makanan) minimal satu bulan sebelum konsepsi sangat dianjurkan. Ini karena NTD terbentuk sangat awal, seringkali sebelum seorang wanita mengetahui dirinya hamil.
2. Kondisi Medis Tertentu: Beberapa kondisi kesehatan, seperti penyakit radang usus (misalnya Crohn’s disease), kondisi malabsorpsi, atau penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya metotreksat), dapat menghambat penyerapan folat, sehingga memerlukan dosis tambahan di bawah pengawasan medis.
3. Pola Makan Terbatas: Bagi individu yang jarang mengonsumsi sayuran segar atau biji-bijian yang difortifikasi, suplemen dapat menjembatani kesenjangan nutrisi.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai rejimen suplemen dosis tinggi. Meskipun asam folat larut dalam air, konsumsi berlebihan dalam bentuk suplemen terkadang dapat menutupi defisiensi Vitamin B12 yang mendasarinya, yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen.