Asam folat (atau Folat/Vitamin B9) adalah nutrisi ajaib bagi ibu hamil. Fungsinya krusial dalam pencegahan cacat lahir serius pada tabung saraf bayi, seperti spina bifida dan anensefali. Karena manfaatnya yang luar biasa ini, banyak wanita hamil—atau mereka yang merencanakan kehamilan—cenderung mengonsumsi suplemen ini dalam dosis tinggi, bahkan tanpa konsultasi medis yang memadai.
Namun, seperti kebanyakan hal dalam nutrisi, keseimbangan adalah kunci. Pertanyaannya muncul: adakah bahaya jika kadar asam folat dalam tubuh ibu hamil menjadi kebanyakan asam folat saat hamil? Jawabannya tegas: ya, ada risiko yang perlu diwaspadai.
Kebutuhan harian asam folat bagi wanita hamil umumnya direkomendasikan sekitar 600 mcg DFE (Dietary Folate Equivalents). Dosis suplemen yang disarankan biasanya berkisar antara 400 hingga 800 mcg per hari, tergantung kondisi. Dosis tinggi di atas batas aman yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan bisa menimbulkan efek samping.
Kekhawatiran utama para ahli adalah bahwa asupan folat sintetis yang sangat tinggi (seringkali melebihi 1000 mcg per hari secara konsisten) dapat menutupi kekurangan nutrisi penting lainnya, terutama Vitamin B12. Jika tubuh kekurangan Vitamin B12, masalah neurologis dapat terjadi, dan asupan asam folat berlebihan justru akan mempersulit diagnosis dan penanganan kekurangan B12.
Penelitian mengenai dampak jangka panjang dari suplementasi asam folat dosis sangat tinggi pada kehamilan masih terus berlangsung, namun beberapa temuan awal patut diperhatikan:
Seperti yang disebutkan, folat dan B12 bekerja sama dalam pembentukan sel darah merah. Asupan folat tinggi dapat 'mengobati' gejala anemia yang disebabkan oleh kekurangan B12. Tanpa pengobatan yang tepat untuk B12, risiko kerusakan saraf permanen pada ibu dan potensi masalah perkembangan saraf pada janin bisa meningkat.
Beberapa studi observasional menunjukkan korelasi antara tingginya kadar asam folat dalam darah ibu pada trimester pertama dengan peningkatan risiko gangguan spektrum autisme (ASD) pada anak di kemudian hari. Meskipun korelasi bukan sebab-akibat, ini menjadi alasan kuat untuk tidak melebihi dosis standar tanpa indikasi medis yang jelas.
Secara teoretis, karena peran folat dalam pembelahan dan pertumbuhan sel, ada kekhawatiran bahwa asupan yang sangat tinggi dalam jangka waktu lama selama periode perkembangan kritis mungkin berkontribusi pada pertumbuhan sel yang tidak normal. Namun, bukti klinis langsung pada manusia yang mengonsumsi dosis suplementasi normal (bahkan yang sedikit lebih tinggi) untuk kanker masih belum konklusif.
Ada kondisi medis tertentu di mana dokter akan meresepkan dosis asam folat yang jauh lebih tinggi dari dosis standar (misalnya, 4 mg atau 5 mg per hari). Kondisi ini biasanya meliputi:
Penting untuk diingat, peningkatan dosis ini harus selalu berada di bawah pengawasan ketat tenaga kesehatan profesional.
Asam folat adalah fondasi kesehatan kehamilan. Manfaatnya dalam mencegah cacat tabung saraf tidak terbantahkan. Namun, "lebih banyak" tidak selalu berarti "lebih baik." Jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan, konsultasikan dosis suplemen Anda dengan dokter kandungan atau bidan. Mereka akan menilai risiko pribadi Anda dan menentukan dosis optimal, memastikan Anda mendapatkan perlindungan maksimal tanpa risiko kelebihan nutrisi yang tidak perlu.