Setiap tahun, komunitas Tuli di seluruh dunia memperingati **Hari Bahasa Isyarat Sedunia** (International Day of Sign Languages/IDSL) pada tanggal 23 September. Peringatan ini bukan sekadar perayaan; ini adalah momen penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi yang sah, sebagai bagian integral dari keragaman linguistik dan budaya. Tanggal ini dipilih karena pada hari inilah Federasi Tuli Dunia (WFD) didirikan pada tahun 1951.
Menurut data global, diperkirakan terdapat lebih dari 70 juta orang Tuli di dunia. Bagi sebagian besar dari mereka, bahasa isyarat adalah bahasa ibu mereka. Bahasa isyarat bukanlah bentuk bahasa isyarat universal; sebaliknya, setiap negara atau wilayah memiliki bahasa isyaratnya sendiri yang unik, seperti Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di Indonesia, American Sign Language (ASL), atau British Sign Language (BSL).
Mengapa Bahasa Isyarat Penting?
Bahasa isyarat adalah bahasa visual-spasial yang lengkap dengan tata bahasa, sintaksis, dan leksikonnya sendiri. Mengabaikan bahasa isyarat sama saja dengan menolak hak fundamental individu Tuli untuk mengakses informasi, pendidikan, dan partisipasi penuh dalam masyarakat.
Peringatan IDSL bertujuan untuk menekankan tiga pilar utama:
- Pengakuan: Menuntut pengakuan resmi dan perlindungan terhadap bahasa isyarat di tingkat nasional maupun internasional.
- Aksesibilitas: Mendorong peningkatan akses ke layanan publik, pendidikan, dan layanan kesehatan yang menggunakan penerjemah bahasa isyarat yang kompeten.
- Keanekaragaman: Merayakan kekayaan dan keunikan setiap variasi bahasa isyarat di dunia.
Tantangan Inklusivitas di Era Digital
Meskipun teknologi telah maju pesat, tantangan inklusivitas masih besar. Banyak platform digital, situs web, dan konten media massa yang belum sepenuhnya diakses oleh komunitas Tuli. Dalam konteks pendidikan, ketersediaan guru yang fasih berbahasa isyarat berkualitas masih menjadi isu serius di banyak negara berkembang.
Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menetapkan hari ini juga mendorong negara anggota untuk mempromosikan pengembangan dan penguatan bahasa isyarat nasional. Ini termasuk mendorong penggunaan bahasa isyarat dalam pelatihan profesional, seperti di bidang kedokteran, kepolisian, dan layanan darurat, memastikan bahwa hak-hak dasar warga negara Tuli dapat terpenuhi tanpa hambatan komunikasi.
Peran Kita Semua
Mendukung Hari Bahasa Isyarat Sedunia berarti lebih dari sekadar mengetahuinya; ini tentang mengambil tindakan nyata. Bagi masyarakat pendengar (hearing society), upaya awal dapat dimulai dengan:
- Mempelajari frasa dasar dalam bahasa isyarat lokal.
- Mendukung organisasi yang berfokus pada pemberdayaan komunitas Tuli.
- Menuntut transparansi dan aksesibilitas visual pada konten publik.
- Menghormati bahasa isyarat sebagai bahasa yang setara dan sah, bukan hanya sebagai 'gerakan tubuh'.
Dengan saling memahami dan menghargai bahasa isyarat, kita bergerak menuju masyarakat yang benar-benar inklusif, di mana semua orang, terlepas dari cara mereka berkomunikasi, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Bahasa isyarat adalah jembatan menuju kesetaraan.