Sterilisasi adalah proses penting dalam dunia medis, laboratorium, dan mikrobiologi untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme, termasuk spora yang sangat resisten. Salah satu metode sterilisasi yang paling efektif, andal, dan umum digunakan adalah menggunakan autoklaf. Autoklaf bekerja berdasarkan prinsip pemanasan menggunakan uap air jenuh bertekanan tinggi.
Memahami cara kerja dan prosedur penggunaan autoklaf dengan benar adalah kunci untuk memastikan bahwa semua instrumen atau media yang disterilkan benar-benar bebas dari kontaminasi. Berikut adalah panduan langkah demi langkah mengenai cara sterilisasi menggunakan autoklaf.
Prinsip Dasar Kerja Autoklaf
Autoklaf memanfaatkan kombinasi dari tiga faktor utama untuk membunuh mikroorganisme:
Uap Air Jenuh: Uap air adalah agen sterilisasi yang jauh lebih efektif daripada udara panas karena memiliki kapasitas perpindahan panas yang lebih tinggi.
Tekanan: Tekanan tinggi (biasanya 15 psi di atas tekanan atmosfer) memungkinkan uap mencapai suhu yang jauh lebih tinggi daripada titik didih normal air (100°C pada tekanan atmosfer).
Suhu Tinggi: Suhu standar yang sering digunakan adalah 121°C atau 134°C. Suhu inilah yang menyebabkan denaturasi protein dan kerusakan seluler pada mikroba.
Langkah-Langkah Persiapan Sebelum Sterilisasi
Persiapan yang matang akan menentukan keberhasilan proses sterilisasi:
Pembersihan Awal: Semua instrumen (alat bedah, glassware, dll.) harus dibersihkan secara menyeluruh dari kotoran organik (darah, jaringan, media kultur) sebelum dimasukkan ke autoklaf. Proses sterilisasi tidak akan efektif jika ada kotoran yang melindungi mikroba.
Pengemasan (Wrapping): Barang yang akan disterilkan harus dikemas dengan bahan yang tembus uap tetapi mempertahankan sterilitas setelah proses selesai. Bahan umum meliputi kertas krep medis khusus, kain tenun, atau wadah khusus yang dilengkapi filter.
Penataan di Dalam Autoklaf:
Jangan menumpuk barang terlalu padat. Uap harus dapat bersirkulasi dengan bebas di sekitar setiap paket.
Pastikan cairan (media kultur) berada dalam wadah tahan panas dan jangan mengisi wadah lebih dari 2/3 kapasitasnya untuk mencegah luapan saat mendidih.
Hindari kontak langsung antara paket kering dan dinding bagian dalam chamber autoklaf.
Pengisian Air (Jika Diperlukan): Pastikan reservoir air autoklaf terisi dengan air suling (aquades) sesuai batas minimum yang ditentukan oleh pabrikan.
Prosedur Sterilisasi Menggunakan Autoklaf
Setelah persiapan selesai, ikuti tahapan siklus sterilisasi:
Menutup dan Mengunci Pintu: Tutup pintu autoklaf rapat-rapat dan kunci dengan mekanisme pengunci. Pastikan segel (gasket) dalam kondisi baik.
Memilih Siklus yang Tepat: Pilih siklus berdasarkan jenis material yang disterilkan:
Siklus Standar (121°C, 15 psi, 15-30 menit): Digunakan untuk media kultur cair, instrumen padat, dan bahan yang sensitif terhadap suhu sangat tinggi.
Siklus Cepat (134°C, 30 psi, 3-4 menit): Digunakan untuk instrumen logam yang tahan panas dan perlu cepat digunakan kembali.
Fase Pemanasan (Heating Phase): Autoklaf akan mulai memompa uap dan membuang udara dari chamber untuk menciptakan kondisi uap jenuh.
Fase Sterilisasi (Holding Phase): Setelah suhu target (misalnya 121°C) tercapai, waktu sterilisasi dihitung mulai dari titik ini. Ini adalah fase di mana mikroorganisme dimusnahkan.
Fase Pendinginan dan Pelepasan Tekanan (Exhaust/Cooling Phase): Setelah waktu holding selesai, uap dilepaskan. Beberapa autoklaf modern menggunakan sistem vakum untuk mempercepat pengeringan dan pendinginan.
Tahap Pasca-Sterilisasi yang Krusial
Proses belum selesai setelah tekanan kembali ke nol:
Penantian Sebelum Membuka Pintu: Tunggu hingga tekanan internal chamber benar-benar kembali ke tekanan atmosfer (tekanan nol/stabil). Membuka pintu terlalu cepat dapat menyebabkan uap panas menyembur keluar dan merusak sampel cair.
Pengeluaran Barang: Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan panas tebal. Keluarkan paket dengan hati-hati.
Pengeringan (Drying): Biarkan paket kering sempurna. Paket yang lembap cenderung terkontaminasi kembali lebih cepat.
Penyimpanan: Simpan bahan yang sudah steril di area yang bersih, kering, dan tertutup hingga siap digunakan.
Indikator Keberhasilan Sterilisasi
Untuk memastikan sterilisasi berhasil, gunakan indikator:
Indikator Fisik: Memeriksa parameter pada jam autoklaf (suhu, tekanan, waktu).
Indikator Kimia: Pita atau label yang berubah warna ketika mencapai parameter sterilisasi tertentu. Pita harus ditempatkan di bagian luar dan dalam paket.
Indikator Biologis (Biological Indicators - BI): Ini adalah standar emas. BI berisi spora bakteri yang sangat resisten (seperti Geobacillus stearothermophilus). Jika spora mati (hasil tes negatif), maka siklus tersebut efektif.
Rutin melakukan verifikasi dengan BI (minimal seminggu sekali atau per siklus jika digunakan untuk kultur patogen) sangat dianjurkan. Menguasai cara sterilisasi dengan autoklaf yang benar adalah tanggung jawab profesional untuk menjaga integritas hasil penelitian dan keselamatan pasien.