Panduan Lengkap: Cara Sterilisasi dengan Autoclave yang Efektif
Sterilisasi adalah proses krusial dalam berbagai bidang, mulai dari medis, laboratorium mikrobiologi, hingga industri farmasi. Tujuannya adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk spora bakteri yang sangat resisten. Salah satu metode sterilisasi paling andal dan umum digunakan adalah menggunakan alat yang disebut autoclave.
Prinsip Kerja Autoclave
Autoclave bekerja berdasarkan prinsip sterilisasi uap bertekanan tinggi (steam under pressure). Berbeda dengan merebus air pada tekanan atmosfer normal yang hanya mencapai 100°C, autoclave menciptakan lingkungan bertekanan tinggi yang memungkinkan uap air mencapai suhu jauh lebih tinggi, biasanya 121°C atau bahkan 134°C. Suhu tinggi yang dikombinasikan dengan kelembaban uap jenuh ini efektif dalam mendenaturasi protein dan enzim mikroorganisme secara permanen, sehingga mematikan mereka.
Waktu paparan dan suhu adalah dua faktor utama yang harus dikontrol dengan ketat:
121°C (15 psi): Standar umum untuk sebagian besar alat laboratorium dan cairan, membutuhkan waktu minimal 15-30 menit.
134°C (30 psi): Digunakan untuk benda yang lebih resisten atau untuk mempersingkat waktu siklus, biasanya hanya memerlukan 3-7 menit.
Langkah-Langkah Efektif Cara Sterilisasi dengan Autoclave
Untuk memastikan sterilisasi berhasil, ikuti langkah-langkah prosedur berikut dengan teliti:
1. Persiapan Benda yang Akan Disterilisasi
Persiapan yang benar menentukan efektivitas sterilisasi. Uap harus mampu menembus semua permukaan benda:
Pembersihan Awal: Hilangkan semua kotoran organik atau residu sebelum dimasukkan ke autoclave. Benda harus bersih secara fisik.
Pengemasan (Wrapping): Alat atau media harus dikemas menggunakan bahan yang permeabel terhadap uap, seperti kertas pembungkus khusus (crepe paper), kain tenun, atau aluminium foil yang dilubangi sedikit. Jangan pernah menggunakan wadah tertutup rapat.
Penempatan di Keranjang: Pastikan benda tidak saling menumpuk terlalu padat. Uap harus memiliki ruang sirkulasi yang cukup. Untuk cairan, tutup wadah hanya longgar (tidak dikencangkan) agar tekanan internal dapat seimbang.
2. Memuat Autoclave
Memuat yang salah dapat menghalangi aliran uap:
Letakkan paket atau wadah secara longgar di dalam keranjang.
Pastikan tidak ada bagian yang menyentuh dinding bagian dalam autoclave.
Jika sterilisasi media cair, pastikan wadah tidak terisi penuh (maksimal 2/3 volume) untuk mencegah luapan saat terjadi pendidihan.
3. Pengaturan Siklus dan Pembuangan Udara
Ini adalah tahap paling kritis. Udara harus sepenuhnya dikeluarkan dari ruang sterilisasi karena udara dingin mencegah uap mencapai suhu efektif.
Tutup pintu autoclave dengan aman dan kencangkan penguncinya.
Pilih parameter siklus (suhu dan waktu) yang sesuai dengan jenis beban.
Autoclave modern memiliki fase "prevacuum" (vakum awal) yang secara aktif menarik udara keluar. Jika Anda menggunakan autoclave gravitasi (tanpa vakum), biarkan uap mengalir keluar melalui katup pelepas (vent) selama beberapa menit pertama untuk menggantikan udara dengan uap.
4. Proses Sterilisasi dan Pendinginan
Setelah udara terbuang, suhu akan naik sesuai pengaturan.
Biarkan siklus berjalan sesuai waktu yang ditentukan (misalnya, 121°C selama 20 menit).
Setelah siklus selesai, jangan langsung membuka pintu. Biarkan tekanan turun secara alami atau menggunakan fungsi pelepasan tekanan lambat (terutama untuk cairan) untuk mencegah ledakan atau luapan mendadak.
5. Verifikasi Hasil Sterilisasi
Keberhasilan sterilisasi harus selalu diverifikasi:
Indikator Fisik: Cek suhu dan waktu yang tercatat pada pencatat siklus (chart recorder).
Indikator Kimia: Gunakan strip atau label indikator kimia yang berubah warna saat mencapai suhu dan waktu tertentu.
Indikator Biologis: Ini adalah standar emas. Gunakan ampul yang berisi spora bakteri resisten (misalnya, Geobacillus stearothermophilus). Jika spora mati setelah siklus, sterilisasi berhasil.
Kesimpulan
Sterilisasi menggunakan autoclave adalah proses fisik yang memerlukan presisi tinggi. Pemahaman mendalam tentang cara kerja uap bertekanan, persiapan bahan yang tepat, dan verifikasi berkala menggunakan indikator biologis adalah kunci untuk mencapai tingkat sterilitas yang aman dan terjamin dalam lingkungan kerja Anda.