Minyak bumi, atau dikenal juga sebagai minyak mentah, merupakan sumber energi vital bagi peradaban modern. Proses pengambilan atau produksinya adalah operasi teknik yang sangat kompleks, dimulai dari identifikasi lokasi hingga pengeboran dan pengangkatan hidrokarbon dari bawah permukaan bumi. Memahami cara mengambil minyak bumi memerlukan pemahaman tentang geologi reservoir dan teknologi pengeboran modern.
Sebelum pengeboran dapat dilakukan, perusahaan energi harus melakukan eksplorasi intensif. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi batuan sedimen di bawah permukaan yang memiliki potensi menjadi perangkap (reservoir) minyak dan gas. Metode utama yang digunakan adalah survei seismik. Gelombang suara ditembakkan ke dalam bumi, dan pantulannya dicatat oleh sensor (geofon). Data ini kemudian diolah menjadi citra tiga dimensi bawah permukaan, memungkinkan ahli geologi memetakan struktur geologi yang mungkin menampung hidrokarbon.
Setelah prospek yang menjanjikan ditemukan, dilakukan pengeboran sumur eksplorasi. Sumur ini berfungsi sebagai "mata" untuk memverifikasi keberadaan minyak atau gas dan menilai kualitas serta kuantitas cadangan yang ada.
Jika hasil eksplorasi positif, langkah selanjutnya adalah membangun sumur produksi. Proses ini melibatkan pemasangan rig pengeboran di atas lokasi yang telah ditentukan.
Rig pengeboran didirikan di lokasi. Proses pengeboran dimulai menggunakan mata bor yang berputar untuk menembus lapisan batuan. Cairan pengeboran (drilling mud) dipompa ke bawah untuk mendinginkan mata bor, membawa serpihan batuan ke permukaan, dan menjaga stabilitas dinding sumur.
Seiring dengan pendalaman lubang bor, pipa baja yang disebut casing dipasang dan disemen ke tempatnya. Ini bertujuan untuk mencegah runtuhnya lubang bor, mengisolasi zona formasi yang berbeda (seperti akuifer air), dan memastikan integritas sumur hingga mencapai reservoir.
Pengeboran terus berlanjut hingga mencapai zona reservoir—lapisan batuan berpori yang menahan minyak atau gas pada tekanan tinggi. Setelah casing mencapai reservoir, dilakukan proses perforasi, yaitu menembakkan bahan peledak kecil melalui casing dan semen untuk membuat lubang kecil yang memungkinkan minyak mengalir dari reservoir ke dalam sumur.
Setelah sumur terhubung ke reservoir, minyak perlu diangkat ke permukaan. Metode pengangkatan dibagi berdasarkan tekanan alami reservoir.
Pada tahap awal, banyak reservoir memiliki tekanan alami yang cukup tinggi (didukung oleh gas terlarut atau air) sehingga minyak dapat mengalir sendiri ke permukaan melalui pipa produksi. Ini adalah metode yang paling efisien dan murah. Namun, metode ini hanya mampu mengambil sekitar 5% hingga 20% total minyak yang ada.
Ketika tekanan alami mulai menurun, produsen menggunakan teknik produksi sekunder. Metode yang paling umum adalah waterflooding, di mana air dipompakan melalui sumur injeksi ke dalam reservoir untuk mendorong minyak yang tersisa menuju sumur produksi. Gas juga bisa diinjeksikan untuk tujuan serupa. Produksi sekunder dapat meningkatkan perolehan hingga 30% hingga 40% dari total minyak.
Untuk mengambil minyak yang masih sulit dijangkau (biasanya minyak yang sangat kental), digunakan metode EOR. Ini melibatkan injeksi bahan kimia (seperti polimer atau surfaktan), uap panas (steam injection), atau gas kaya karbon dioksida (CO2). Metode ini mahal namun efektif untuk memaksimalkan ekstraksi dari reservoir tua.
Proses pengambilan minyak bumi adalah perpaduan antara pemahaman geologi yang mendalam dan aplikasi teknologi rekayasa canggih, memastikan bahwa sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan secara maksimal sebelum sumur tersebut dinyatakan habis dan ditinggalkan (abandonment).