Memelihara ayam petelur bisa menjadi pilihan usaha yang menarik, baik sebagai sampingan maupun bisnis utama. Bagi Anda yang baru memulai, tentu ada banyak hal yang perlu dipelajari agar budidaya ayam petelur dapat berjalan lancar dan menghasilkan telur yang berkualitas. Artikel ini akan mengupas tuntas cara memelihara ayam petelur bagi pemula, mulai dari pemilihan bibit hingga manajemen pemeliharaan.
1. Persiapan Kandang yang Tepat
Kandang adalah rumah bagi ayam petelur Anda, sehingga kenyamanannya sangat menentukan produktivitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang:
- Lokasi: Pilih lokasi yang strategis, jauh dari kebisingan dan gangguan predator, serta memiliki sirkulasi udara yang baik namun terlindungi dari angin kencang.
- Ukuran: Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah ayam. Idealnya, setiap meter persegi dapat menampung 6-8 ekor ayam dewasa.
- Material: Gunakan material yang kuat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Dinding bisa terbuat dari bambu atau kawat, sedangkan atap sebaiknya menggunakan seng atau asbes.
- Alas Kandang: Gunakan sekam padi, serutan kayu, atau material lain yang menyerap kelembaban dengan baik. Pastikan alas kandang selalu kering dan bersih.
- Peralatan: Sediakan tempat pakan dan minum yang cukup, tempat bertengger, dan sarang bertelur yang nyaman.
2. Pemilihan Bibit Ayam Petelur Berkualitas
Kualitas bibit ayam sangat memengaruhi performa produksi telur di kemudian hari. Pilihlah bibit dari jenis unggul yang memiliki catatan produktivitas tinggi dan tahan terhadap penyakit. Beberapa jenis ayam petelur yang populer di Indonesia antara lain: Lohmann Brown, Hyline Brown, Isa Brown, dan Plymouth Rock.
Saat memilih DOC (Day Old Chick/anak ayam umur sehari), perhatikan ciri-ciri berikut:
- Gerakannya lincah dan aktif.
- Bulu kering, bersih, dan mengkilap.
- Mata cerah dan tidak berair.
- Pusar kering dan tidak basah.
- Bobot badan ideal.
Sebaiknya, beli DOC dari penetasan (hatchery) yang terpercaya dan memiliki reputasi baik.
3. Pemberian Pakan yang Bernutrisi
Pakan memegang peranan krusial dalam produksi telur. Ayam petelur membutuhkan pakan yang kaya akan protein, kalsium, dan vitamin. Kebutuhan nutrisi ayam berubah seiring usianya.
- Fase Starter (0-4 minggu): Kebutuhan protein sekitar 20-22%.
- Fase Grower (4-8 minggu): Kebutuhan protein sekitar 17-18%.
- Fase Finisher (8-18 minggu): Kebutuhan protein sekitar 15-16%.
- Fase Layer (mulai bertelur, 18 minggu ke atas): Kebutuhan protein sekitar 16-18% dan kalsium yang tinggi (sekitar 3.5-4%).
Anda bisa memberikan pakan pabrikan yang sudah diformulasikan sesuai kebutuhan ayam, atau meracik pakan sendiri dari jagung, dedak, bungkil kedelai, dan suplemen lainnya. Pastikan pakan selalu tersedia dan air minum bersih selalu tersedia setiap saat. Hindari pemberian pakan yang basi atau berjamur.
4. Manajemen Kesehatan dan Vaksinasi
Kesehatan ayam adalah kunci agar produksi telur tetap stabil. Pencegahan penyakit lebih baik daripada mengobati.
- Kebersihan Kandang: Lakukan pembersihan kandang secara rutin, termasuk penggantian alas kandang jika sudah kotor dan lembab.
- Vaksinasi: Lakukan program vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dinas peternakan setempat atau ahli kesehatan hewan. Vaksinasi penting untuk mencegah penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI), dan Marek's Disease.
- Pemberian Vitamin dan Obat: Berikan vitamin secara berkala untuk menjaga stamina ayam, terutama saat pergantian cuaca. Jika ada ayam yang sakit, segera pisahkan dari ayam sehat dan obati sesuai saran dokter hewan.
- Pengendalian Parasit: Berikan obat cacing dan pencegahan kutu secara berkala.
5. Panen dan Penanganan Telur
Ayam petelur biasanya mulai bertelur pada usia sekitar 18-22 minggu. Frekuensi bertelur akan mencapai puncaknya pada usia 25-50 minggu.
- Waktu Panen: Kumpulkan telur setiap hari, sebaiknya pagi dan sore hari untuk menjaga kebersihan dan kualitas telur.
- Penyimpanan: Simpan telur di tempat yang sejuk dan bersih. Hindari mencuci telur sebelum disimpan, karena dapat menghilangkan lapisan pelindung alami telur yang membuatnya tahan lama. Jika telur kotor, bersihkan dengan lap kering.
- Sortir: Pisahkan telur yang retak atau abnormal sebelum dijual.
Tips Tambahan untuk Pemula
- Mulai dari Skala Kecil: Jangan langsung beternak dalam jumlah besar. Mulai dengan beberapa ekor untuk belajar dan memahami siklus pemeliharaannya.
- Bergabung dengan Komunitas: Cari kelompok atau komunitas peternak ayam petelur. Anda bisa bertukar informasi dan pengalaman dengan sesama peternak.
- Konsultasi: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penyuluh peternakan atau dokter hewan jika menghadapi masalah.
- Catat Semua Data: Buat catatan harian mengenai pakan, produksi telur, kesehatan ayam, dan pengeluaran. Ini akan membantu Anda mengevaluasi performa usaha.
Memelihara ayam petelur membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kemauan untuk terus belajar. Dengan persiapan yang matang dan manajemen yang baik, budidaya ayam petelur bagi pemula dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.