Bensin Pesawat Terbang: Seluk Beluk Bahan Bakar Penerbangan

Bahan bakar adalah urat nadi yang membuat mesin pesawat terbang bekerja. Namun, bensin pesawat terbang bukanlah bahan bakar seperti yang kita kenal di pompa bensin mobil. Dunia penerbangan menggunakan jenis bahan bakar khusus yang dirancang untuk memenuhi standar keamanan, performa, dan efisiensi ekstrem di ketinggian jelajah. Pemahaman mengenai jenis dan spesifikasi bahan bakar ini sangat krusial bagi industri aviasi.

Secara umum, bahan bakar pesawat dibagi menjadi dua kategori utama: Avtur (Aviation Turbine Fuel) untuk mesin jet dan Avgas (Aviation Gasoline) untuk mesin piston. Perbedaan mendasar terletak pada desain mesin yang digunakannya.

Avtur: Bahan Bakar Mesin Jet

Mayoritas pesawat komersial modern—mulai dari Boeing 737 hingga Airbus A380—menggunakan mesin turbofan atau turbojet yang membutuhkan Avtur. Avtur, yang seringkali dikenal sebagai Jet A atau Jet A-1 di pasar internasional, adalah minyak tanah yang dimurnikan. Bahan bakar ini memiliki titik nyala yang relatif tinggi dibandingkan bensin biasa, menjadikannya lebih aman saat disimpan dan ditangani di bandara.

Spesifikasi Avtur sangat ketat. Kualitasnya harus memastikan pembakaran yang stabil pada suhu dan tekanan yang ekstrem di atmosfer atas. Salah satu tantangan terbesar dalam penyimpanan Avtur adalah pencegahan pembentukan kristal es. Pada ketinggian jelajah, suhu bisa mencapai -50°C, dan air yang terperangkap dalam bahan bakar dapat membeku dan menyumbat filter atau saluran bahan bakar. Oleh karena itu, Avtur harus memiliki titik beku yang sangat rendah, biasanya di bawah -47°C untuk Jet A-1. Aditif kimia sering ditambahkan untuk meningkatkan sifat anti-beku ini.

Avgas: Bensin untuk Mesin Piston

Pesawat kecil, seperti pesawat latih atau pesawat pribadi bermesin piston (mirip mesin mobil, tetapi dirancang untuk kinerja penerbangan), masih mengandalkan Avgas. Berbeda dengan Avtur, Avgas adalah bensin murni yang mengandung aditif timbal (lead) untuk meningkatkan angka oktan dan mencegah ketukan mesin (knocking) pada kompresi tinggi. Avgas yang paling umum adalah 100LL (Low Lead).

Penggunaan timbal dalam Avgas menjadi isu lingkungan yang signifikan. Industri penerbangan kecil saat ini sedang berjuang keras mencari pengganti Avgas yang bebas timbal (Unleaded Avgas/UL94) yang dapat memenuhi tuntutan kinerja mesin piston tanpa merusak lingkungan dan komponen mesin. Proses transisi ini berjalan lambat karena membutuhkan sertifikasi keselamatan yang ketat.

Tangki Bahan Bakar Jet Fuel/Avgas

Aspek Keamanan dan Kualitas

Kualitas bahan bakar pesawat diawasi dengan sangat ketat oleh berbagai badan regulasi seperti FAA (Federal Aviation Administration) dan ICAO (International Civil Aviation Organization). Setiap batch bahan bakar harus melalui pengujian ketat untuk memastikan kemurnian, viskositas yang tepat, dan bebas dari kontaminan seperti partikel padat, air, atau mikroorganisme. Kontaminasi air, misalnya, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan korosi pada tangki dan penyumbatan pada sistem bahan bakar.

Proses pengisian bahan bakar di bandara juga mengikuti prosedur ketat untuk meminimalkan risiko kebakaran atau tumpahan. Penggunaan grounding (penghubung ke tanah) adalah wajib untuk menghilangkan listrik statis yang dapat terakumulasi selama proses pemindahan bahan bakar, yang berpotensi memicu percikan api.

Masa Depan Bahan Bakar Penerbangan

Seiring meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, industri penerbangan sedang mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Sustainable Aviation Fuels (SAF) menjadi fokus utama. SAF dibuat dari sumber terbarukan seperti minyak jelantah, biomassa, atau bahkan limbah pertanian. Meskipun SAF dapat dicampur (blended) dengan bahan bakar fosil konvensional, tujuannya adalah menciptakan solusi yang mengurangi jejak karbon secara signifikan tanpa mengorbankan performa keamanan mesin yang sudah ada. Transisi ke bahan bakar berkelanjutan ini merupakan tantangan teknis dan logistik terbesar bagi industri penerbangan saat ini.