Visualisasi sederhana konsep pemrograman pada Arduino.
Arduino adalah platform prototyping elektronik sumber terbuka yang sangat populer di kalangan penghobi, seniman, desainer, dan insinyur. Keberhasilan Arduino terletak pada kesederhanaan dan kemudahan aksesibilitasnya, yang sangat didukung oleh lingkungan pengembangan terpadu (IDE) yang disediakan. Ketika kita berbicara tentang bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino, kita sebenarnya merujuk pada implementasi spesifik dari bahasa pemrograman standar yang telah disesuaikan untuk mikrokontroler yang ada di papan tersebut.
Secara fundamental, bahasa pemrograman utama yang digunakan pada Arduino adalah turunan dari bahasa pemrograman C/C++. Lingkungan Arduino IDE berfungsi sebagai jembatan, yang menerima kode yang ditulis oleh pengguna—sering disebut "sketch"—dan kemudian mengkompilasinya menjadi kode mesin yang dapat dieksekusi oleh mikrokontroler (seperti ATmega328P pada Arduino Uno).
Inti dari pemrograman Arduino adalah C++. Meskipun sintaksisnya terlihat sangat mirip dengan C (karena Arduino IDE menggunakan kompiler GNU C++), struktur kode Arduino menggabungkan elemen pemrograman berorientasi objek (OOP) yang dibawa oleh C++. Programmer Arduino pemula akan langsung dikenalkan pada dua fungsi utama yang wajib ada dalam setiap sketch:
void setup(): Bagian ini dieksekusi hanya sekali saat papan dinyalakan atau direset. Di sinilah kita menginisialisasi variabel, mengatur mode pin (input atau output), dan memulai komunikasi serial.void loop(): Setelah setup() selesai, fungsi loop() akan dieksekusi berulang kali secara terus-menerus selama papan mendapatkan daya. Inilah tempat logika utama program ditempatkan.Ketergantungan pada C/C++ ini memberikan fleksibilitas dan kecepatan eksekusi yang tinggi, yang krusial untuk sistem tertanam (embedded systems) seperti Arduino.
Salah satu alasan mengapa Arduino begitu mudah dipelajari adalah lapisan abstraksi yang disediakannya melalui pustaka (libraries). Meskipun di bawahnya berjalan kode C/C++ yang kompleks, Arduino menyediakan fungsi-fungsi yang sangat mudah dibaca dan digunakan. Contohnya, daripada harus menulis serangkaian register kompleks untuk mengontrol pin digital, programmer cukup menggunakan fungsi seperti digitalWrite(pin, HIGH) atau analogRead(pin).
Pustaka ini ditulis oleh tim inti Arduino dan komunitas, dan mereka sering kali menggunakan struktur C++ untuk membuat kelas dan objek yang lebih mudah dikelola. Misalnya, pustaka untuk mengontrol layar LCD atau sensor tertentu hanyalah kumpulan file header (.h) dan sumber (.cpp) yang menyederhanakan interaksi perangkat keras.
Meskipun Arduino berbasis C/C++, ia bukanlah lingkungan C++ standar. Lingkungan Arduino IDE menambahkan fitur spesifik yang menyederhanakan proses kompilasi dan pengunggahan kode. Saat Anda mengetik kode di Arduino IDE dan menekan tombol 'Upload', IDE melakukan beberapa langkah penting:
setup() dan loop() ke dalam kode Anda.Proses otomatisasi ini menghilangkan kebutuhan bagi pemula untuk memahami seluk-beluk toolchain kompilasi, sehingga fokus utama tetap pada logika pengendali perangkat keras.
Meskipun C/C++ adalah raja, penting untuk dicatat bahwa ekosistem Arduino juga dipengaruhi oleh bahasa lain, terutama dalam hal pengembangan antarmuka pengguna (UI) atau komunikasi data:
Sebagai penutup, bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino adalah C/C++, yang disederhanakan dan dienkapsulasi melalui kerangka kerja (framework) Arduino IDE. Kerangka kerja ini menyediakan fungsi bawaan yang intuitif dan memudahkan developer untuk fokus pada proyek elektroniknya alih-alih terlalu dalam mempelajari detail register mikrokontroler tingkat rendah. Kemampuan untuk menggunakan sintaksis C/C++ yang kuat sambil menikmati kemudahan pustaka Arduino adalah kunci mengapa platform ini menjadi sangat dominan di dunia prototyping cepat.