Shopee telah menjelma menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara dan Taiwan. Kecepatan transaksi, stabilitas sistem, dan kemampuan untuk menangani jutaan pengguna secara bersamaan adalah kunci kesuksesan mereka. Di balik antarmuka yang mulus dan fitur yang terus berkembang, terdapat tumpukan kode kompleks yang didukung oleh berbagai bahasa pemrograman.
Memahami bahasa pemrograman yang digunakan oleh perusahaan teknologi sekelas Shopee sangat menarik, karena ini menunjukkan evolusi arsitektur perangkat lunak mereka. Tidak seperti banyak startup yang mungkin mengandalkan satu bahasa utama di awal, skala operasional Shopee mengharuskan penggunaan teknologi yang terdistribusi dan beragam untuk mengoptimalkan performa, skalabilitas, dan pemeliharaan.
Ilustrasi Arsitektur Sistem E-commerce Skala Besar
Java: Tulang Punggung Layanan Backend
Salah satu bahasa yang paling sering diidentifikasi dalam ekosistem teknologi perusahaan besar di Asia, termasuk Shopee, adalah **Java**. Java dikenal karena stabilitasnya yang luar biasa, performa tinggi di lingkungan multithreading, dan ekosistem yang matang. Untuk layanan inti yang membutuhkan keandalan tinggi—seperti manajemen pesanan, inventaris, dan sistem pembayaran—Java kemungkinan besar menjadi pilihan utama. Framework seperti Spring Boot sering digunakan untuk membangun layanan mikro (microservices) yang menjadi fondasi arsitektur modern Shopee.
Go (Golang): Untuk Skalabilitas dan Performa Tinggi
Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi latensi, banyak perusahaan teknologi beralih ke bahasa yang lebih ringan dan cepat. **Go (Golang)**, yang dikembangkan oleh Google, sangat cocok untuk tugas-tugas yang memerlukan konkurensi masif dan kecepatan eksekusi. Dalam konteks Shopee, Go sangat mungkin digunakan untuk layanan yang menangani traffic sangat tinggi, seperti notifikasi real-time, pemrosesan data stream, atau beberapa layanan infrastruktur internal.
Python: Fleksibilitas untuk Data dan AI
Tidak ada raksasa teknologi modern yang bisa lepas dari **Python**. Meskipun mungkin bukan bahasa utama untuk layanan transaksi berlatensi rendah, Python mendominasi bidang di mana kecepatan pengembangan dan ketersediaan pustaka sangat krusial. Untuk Shopee, peran Python sangat menonjol di area:
- Machine Learning (Rekomendasi Produk).
- Analisis Data Besar (Big Data Processing).
- Skrip Otomatisasi dan DevOps.
Pustaka seperti TensorFlow atau PyTorch yang berbasis Python sangat vital untuk personalisasi pengalaman belanja pengguna.
JavaScript/TypeScript: Frontend dan Beberapa Backend
Untuk bagian yang berinteraksi langsung dengan pengguna—aplikasi web (yang kita lihat di browser) dan aplikasi mobile (seringkali menggunakan React Native atau teknologi serupa)—**JavaScript** adalah raja. TypeScript, superset dari JavaScript yang menambahkan pengetikan statis, memberikan keamanan kode yang lebih baik untuk basis kode yang besar.
Evolusi Teknologi di Shopee
Penting untuk dicatat bahwa arsitektur Shopee bersifat heterogen. Bahasa pemrograman yang digunakan tidak tunggal. Mereka mengadopsi pendekatan "The Right Tool for the Right Job" (Alat yang Tepat untuk Pekerjaan yang Tepat).
- Layanan Inti (Core Services): Biasanya Java atau Go untuk stabilitas dan performa.
- Antarmuka Pengguna (User Interface): JavaScript/TypeScript (React/Vue) untuk web, dan bahasa native (Kotlin/Swift) atau framework cross-platform seperti React Native untuk aplikasi seluler.
- Infrastruktur Data dan AI: Python dan mungkin juga Scala (untuk pemrosesan data besar dengan Spark).
Dengan terus berkembangnya fitur seperti Live Streaming, Shopee Games, dan layanan keuangan (ShopeePay), permintaan akan bahasa yang efisien untuk pemrosesan real-time akan terus mendorong adopsi teknologi baru, seringkali berputar di sekitar Java, Go, dan ekosistem JavaScript yang serbaguna.