Juan Martín del Potro, dikenal dengan julukan "Delpo", adalah salah satu figur paling ikonik dan dicintai dalam sejarah era modern del potro atp. Pemain asal Argentina ini membawa energi dan kekuatan forehand dua tangan yang legendaris ke setiap lapangan yang ia injak. Kariernya adalah narasi epik tentang potensi luar biasa, kemenangan besar yang tak terduga, dan perjuangan keras melawan cedera yang hampir menghentikan segalanya.
Ketika Del Potro pertama kali muncul di panggung del potro atp, ia segera menarik perhatian dengan tinggi badannya yang menjulang dan kekuatan pukulannya yang brutal. Namun, momen definitif yang mengukuhkan namanya adalah kemenangannya di US Open. Pada tahun yang penuh kejutan, ia berhasil menumbangkan unggulan teratas dan juara bertahan untuk merebut gelar Grand Slam pertamanya. Kemenangan ini tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga mengirimkan gelombang kebanggaan ke seluruh Amerika Selatan, memecah dominasi trio "Big Three" yang saat itu mulai menguat.
Kualitas permainannya terletak pada konsistensi luar biasa dari groundstroke. Forehandnya seringkali digambarkan sebagai salah satu yang terbaik yang pernah terlihat di tur ATP. Kecepatan dan spin yang dihasilkan memaksa lawan untuk bertahan jauh di belakang garis baseline. Meskipun demikian, ia juga memiliki ketenangan mental yang dibutuhkan untuk bermain di level tertinggi, terbukti dari banyak pertandingan maraton yang ia menangkan melalui ketahanan fisik dan mental.
Kisah del potro atp tidak akan lengkap tanpa membahas deretan cedera serius yang menghantamnya. Dalam beberapa periode krusial kariernya, pergelangan tangan kirinya menjadi medan pertempuran. Serangkaian operasi membuatnya harus absen dalam waktu yang sangat lama, mengancam untuk mengubur potensi besar yang ia miliki. Banyak atlet mungkin menyerah setelah menghadapi trauma fisik berulang kali, namun Del Potro menunjukkan semangat juang yang luar biasa.
Proses rehabilitasi yang ia jalani menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kembali ke lapangan setelah operasi besar membutuhkan kesabaran luar biasa dan penyesuaian gaya bermain. Meskipun ia tidak pernah bisa sepenuhnya mempertahankan peringkat tertingginya secara konsisten setelah masa-masa cedera tersebut, setiap kali ia kembali dan meraih kemenangan besar, reaksi penonton sungguh emosional. Mereka tahu betapa kerasnya perjuangan yang telah ia lalui.
Selain gelar Grand Slam, Del Potro juga memiliki prestasi membanggakan di ajang Olimpiade. Memenangkan medali perak dan kemudian Emas (di Rio) menunjukkan kemampuannya untuk tampil prima di bawah tekanan turnamen multi-olahraga. Medali Emas Olimpiade, terutama yang diraih di hadapan publik tuan rumah, menjadi penegasan bahwa ia adalah petenis kelas dunia yang mampu bersinar di panggung global.
Meskipun ia tidak pernah berhasil menambah koleksi Grand Slamnya, prestasinya di ATP Tour tetap menempatkannya dalam jajaran elit. Ia beberapa kali lolos ke ATP Finals, menunjukkan bahwa ia mampu bersaing secara reguler melawan pemain-pemain top dunia. Kehadirannya di lapangan selalu membawa kegembiraan—perpaduan antara kemampuan atletik yang memukau dan persona yang rendah hati.
Warisan del potro atp jauh melampaui sekadar statistik kemenangannya. Ia dikenang sebagai pejuang sejati. Ia adalah simbol harapan bagi mereka yang menghadapi kemunduran besar dalam hidup atau karier. Konsistensi comeback-nya mengajarkan bahwa meskipun sulit untuk mencapai puncak, lebih sulit lagi untuk mempertahankan diri di sana, terutama ketika tubuh memberontak.
Saat ini, saat rumor mengenai masa pensiunnya semakin menguat, para penggemar tenis mengenang setiap momen ikonik Delpo. Dari kejutan di Flushing Meadows hingga pertarungan sengit melawan rival-rivalnya, Juan Martín del Potro telah meninggalkan jejak kaki yang dalam di dunia tenis profesional, diakui bukan hanya karena pukulan kerasnya, tetapi juga karena hati baja yang ia bawa ke dalam setiap poin.