Memilih bahasa yang tepat adalah kunci sukses pengembangan Android.
Pengembangan aplikasi untuk sistem operasi Android telah menjadi salah satu industri teknologi paling dinamis. Keputusan pertama dan paling krusial bagi setiap pengembang adalah memilih bahasa pemrograman inti yang akan digunakan. Bahasa ini tidak hanya menentukan sintaks dan struktur kode, tetapi juga memengaruhi performa aplikasi, kemudahan pemeliharaan, serta kompatibilitas dengan fitur-fitur terbaru dari Android SDK (Software Development Kit).
Pemilihan yang bijak akan memudahkan pengembang dalam mengakses pustaka (libraries) yang tersedia, memanfaatkan alat bantu (tools) resmi dari Google, dan memastikan aplikasi berjalan optimal di berbagai jenis perangkat Android, mulai dari ponsel hingga tablet dan perangkat wearable.
Secara historis dan hingga saat ini, terdapat dua bahasa utama yang mendominasi lanskap pengembangan aplikasi Android native. Keduanya menawarkan kapabilitas penuh untuk membangun aplikasi berkinerja tinggi.
Java adalah bahasa pemrograman yang telah menjadi tulang punggung (backbone) pengembangan Android sejak awal kemunculannya. Google secara resmi mendukung Java dan menyediakan dokumentasi ekstensif untuknya. Keunggulan Java terletak pada ekosistemnya yang sangat matang, komunitas besar, dan ketersediaan banyak sekali sumber daya belajar dan pustaka pihak ketiga.
Meskipun demikian, Java memiliki sifat yang lebih "verbose" (banyak kode boilerplate) dibandingkan pendatang baru. Manajemen memori dan beberapa fitur modern seringkali terasa kurang ringkas saat diimplementasikan menggunakan Java murni untuk pengembangan Android saat ini.
Kotlin resmi diumumkan sebagai bahasa pemrograman prioritas untuk pengembangan Android oleh Google pada tahun 2017. Kotlin dirancang untuk mengatasi beberapa keterbatasan yang melekat pada Java. Bahasa ini 100% interoperable dengan Java, artinya kode Kotlin dapat berinteraksi mulus dengan kode Java yang sudah ada.
Keunggulan utama Kotlin adalah sintaksnya yang ringkas, aman dari risiko NullPointerException (berkat sistem tipenya), dan dukungan penuh untuk pemrograman fungsional. Pengembang yang beralih ke Kotlin sering melaporkan peningkatan signifikan dalam produktivitas dan pengurangan jumlah baris kode yang dibutuhkan untuk mencapai fungsionalitas yang sama.
Selain pengembangan native dengan Java dan Kotlin, muncul pula alternatif yang memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi yang dapat berjalan di Android maupun iOS (lintas platform/cross-platform). Meskipun ini bukan pengembangan native murni, opsi ini menjadi sangat populer karena efisiensi biaya dan waktu.
Meskipun opsi lintas platform menawarkan kecepatan pengembangan, aplikasi native (Kotlin/Java) umumnya masih diunggulkan untuk performa maksimal dan akses penuh ke API perangkat keras terbaru Android.
Saat ini, jika Anda baru memulai atau ingin memodernisasi proyek Android, **Kotlin** adalah rekomendasi utama dan standar industri yang didukung penuh oleh Google. Bahasa ini menawarkan keseimbangan terbaik antara fitur modern, keamanan, dan kompatibilitas dengan ekosistem Java yang sudah ada.
Memahami dasar-dasar bahasa pemrograman yang dipilih adalah langkah awal; langkah selanjutnya adalah menguasai Android SDK, arsitektur komponen Android (seperti ViewModel dan Lifecycle), serta praktik terbaik dalam desain UI/UX untuk memberikan pengalaman pengguna yang mulus di perangkat Android.