Representasi visual komunikasi dua tangan.
Bahasa isyarat (atau bahasa isyarat) adalah bentuk komunikasi visual yang menggunakan konfigurasi tangan, gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan orientasi tubuh untuk menyampaikan makna. Ini bukan sekadar gerakan tangan acak, melainkan bahasa alami yang lengkap dengan tata bahasa, sintaksis, dan kosakata yang kompleks, sama seperti bahasa lisan. Bahasa isyarat digunakan terutama oleh komunitas tuli dan orang dengan gangguan pendengaran, serta oleh orang-orang yang berinteraksi dengan mereka.
Penting untuk dipahami bahwa tidak ada satu pun "bahasa isyarat universal." Sama seperti ada ratusan bahasa lisan di dunia (seperti Bahasa Indonesia, Inggris, atau Mandarin), ada juga ratusan bahasa isyarat berbeda. Contoh yang paling dikenal secara global adalah American Sign Language (ASL), British Sign Language (BSL), dan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) atau Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang kini lebih diakui. Setiap bahasa isyarat memiliki struktur linguistik yang unik dan tidak dapat dipahami secara otomatis oleh penutur bahasa isyarat dari wilayah lain.
Studi linguistik telah membuktikan bahwa bahasa isyarat memenuhi semua kriteria bahasa yang sah. Komponen utamanya sering disebut sebagai parameter isyarat, yang meliputi:
Ketidakmampuan salah satu komponen ini dapat mengubah makna isyarat secara drastis. Misalnya, gerakan mata yang berbeda saat mengajukan pertanyaan dapat membedakan kalimat deklaratif dari kalimat interogatif.
Aksesibilitas informasi dan komunikasi adalah hak asasi manusia. Bagi komunitas tuli, bahasa isyarat adalah jembatan utama menuju partisipasi penuh dalam masyarakat. Tanpa penerjemah bahasa isyarat atau kemampuan untuk berkomunikasi langsung, penyandang disabilitas rungu menghadapi hambatan besar dalam pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan, dan interaksi sosial sehari-hari.
Pengakuan dan dukungan terhadap bahasa isyarat oleh pemerintah dan lembaga publik sangat vital. Ketika institusi menyediakan juru bahasa isyarat dalam acara penting atau saat memberikan informasi publik, ini bukan hanya tindakan keramahan, tetapi pengakuan terhadap keberadaan dan kebutuhan linguistik komunitas tuli. Penggunaan bahasa isyarat juga membantu melestarikan budaya Tuli, yang sering kali berbeda dengan budaya pendengaran mayoritas. Budaya Tuli memiliki nilai-nilai, sejarah, dan identitas kolektif yang terikat erat dengan penggunaan bahasa isyarat.
Mempelajari bahasa isyarat adalah cara yang luar biasa untuk memperluas cakrawala komunikasi Anda dan membangun jembatan antar budaya. Proses belajar ini menuntut latihan visual dan motorik yang intensif. Dibandingkan dengan bahasa lisan yang berfokus pada pendengaran dan produksi suara, bahasa isyarat melatih otak untuk memproses informasi secara spasial dan visual.
Banyak cara kini tersedia untuk memulai perjalanan ini, mulai dari kursus online, aplikasi seluler, hingga bergabung dengan komunitas tuli lokal. Meskipun awalnya mungkin terasa menantang untuk mengingat bentuk tangan dan gerakan yang benar, konsistensi adalah kunci. Dengan mempelajari beberapa frasa dasar, Anda sudah dapat menunjukkan rasa hormat dan membuka pintu komunikasi pertama dengan seorang teman, kolega, atau anggota komunitas tuli di sekitar Anda. Bahasa isyarat adalah bukti nyata bahwa komunikasi melampaui batas suara.