Mitsubishi Pajero, baik tipe Sport maupun generasi sebelumnya, adalah ikon ketangguhan di segmen SUV. Dikenal karena performa mesinnya yang responsif dan kemampuannya melibas berbagai medan, pemilihan bahan bakar mobil Pajero yang tepat menjadi krusial untuk menjaga durabilitas dan efisiensi mesin dalam jangka panjang.
Mesin diesel modern yang menjadi jantung dari hampir semua varian Pajero (terutama yang beredar di Indonesia) sangat bergantung pada kualitas bahan bakar. Menggunakan jenis BBM yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan tidak hanya akan mengurangi tenaga, tetapi juga mempercepat kerusakan komponen vital seperti sistem injeksi dan turbocharger.
Memahami Spesifikasi Bahan Bakar untuk Pajero Diesel
Mayoritas Pajero Sport terbaru mengandalkan mesin diesel Common Rail berteknologi tinggi. Pabrikan Mitsubishi secara spesifik merekomendasikan penggunaan bahan bakar diesel dengan angka setana (Cetane Number) minimum yang tinggi. Angka setana menunjukkan kualitas pembakaran; semakin tinggi angkanya, semakin baik pembakaran terjadi, menghasilkan tenaga yang lebih halus dan emisi yang lebih rendah.
Secara umum, untuk mesin diesel modern seperti yang digunakan Pajero, disarankan menggunakan bahan bakar dengan angka setana minimal 51. Di Indonesia, pilihan ini biasanya jatuh pada varian diesel premium (misalnya Dexlite atau setara), yang memiliki angka setana lebih tinggi dibandingkan solar subsidi biasa.
Dampak Penggunaan Bahan Bakar di Bawah Standar
Ketika Anda memilih bahan bakar mobil Pajero yang memiliki angka setana rendah (kualitas buruk), mesin akan mengalami fenomena yang disebut 'knocking' atau detonasi dini. Pada mesin Common Rail, ini sangat berbahaya karena tekanan injeksi yang sangat tinggi rentan terhadap partikel kotoran atau kualitas pembakaran yang buruk.
- Kerusakan Injektor: Bahan bakar berkualitas rendah sering mengandung kontaminan atau memiliki pelumasan yang kurang baik, menyebabkan injektor cepat buntu atau aus.
- Turbocharger Bermasalah: Mesin diesel modern sangat bergantung pada turbocharger. Pembakaran yang tidak efisien menghasilkan jelaga lebih banyak, yang dapat menyumbat jalur oli atau merusak bilah turbin.
- Penurunan Performa dan Efisiensi: Mesin akan terasa lebih berat saat berakselerasi, dan konsumsi bahan bakar per kilometer akan meningkat drastis.
Pajero Bensin: Oktan dan Performa
Jika Anda memiliki varian Pajero bermesin bensin (biasanya ditemukan pada model lawas atau beberapa pasar tertentu), perhatian harus dialihkan pada angka Oktan (Research Octane Number/RON). Mesin bensin memerlukan bahan bakar dengan angka oktan yang cukup tinggi untuk mencegah detonasi akibat kompresi tinggi.
Selalu periksa stiker di tutup tangki bahan bakar Anda. Jika spesifikasi meminta RON 92, menggunakan RON 90 secara terus-menerus dapat menyebabkan mesin bekerja tidak optimal. Namun, perlu dicatat bahwa dalam banyak kasus, mesin bensin Pajero umumnya dapat mentolerir penggunaan RON yang sedikit di bawah rekomendasi, meskipun performa puncaknya mungkin berkurang.
Tips Tambahan Perawatan Sistem Bahan Bakar
Merawat bahan bakar mobil Pajero tidak hanya soal apa yang diisikan, tetapi juga bagaimana sistem tersebut dijaga kebersihannya:
- Ganti Filter Bahan Bakar Secara Berkala: Filter berfungsi sebagai benteng terakhir menahan kotoran. Ganti sesuai jadwal servis resmi, atau lebih cepat jika Anda sering mengisi BBM di SPBU yang diragukan kualitasnya.
- Gunakan Aditif (Jika Perlu): Jika Anda terpaksa menggunakan solar dengan setana rendah selama perjalanan panjang, pertimbangkan penggunaan aditif peningkat setana atau pembersih sistem injeksi yang direkomendasikan.
- Jangan Biarkan Tangki Kosong: Membiarkan tangki bahan bakar terlalu sering kosong dapat menyebabkan udara masuk dan memicu kondensasi air yang merusak komponen.
Kesimpulannya, investasi pada bahan bakar mobil Pajero yang sesuai rekomendasi pabrikan adalah langkah pencegahan terbaik. Pajero dirancang untuk keandalan, dan keandalan itu hanya dapat terwujud jika 'darah' yang mengalir di jantungnya (bahan bakar) memiliki kualitas terbaik.