Atletik, sering disebut sebagai "ibu dari semua olahraga," mencakup berbagai disiplin yang menguji kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan koordinasi manusia. Namun, keindahan kompetisi ini sangat bergantung pada kepatuhan terhadap serangkaian aturan atletik yang ketat. Aturan ini memastikan keadilan, keselamatan, dan konsistensi dalam setiap rekor yang dicetak.
Fondasi Utama dalam Regulasi Atletik
Kompetisi atletik global diatur oleh World Athletics (sebelumnya IAAF). Aturan ini mencakup tiga kategori besar: Lomba Lari (Track Events), Lomba Lapangan (Field Events), dan Lomba Jalan Raya (Road Running). Memahami dasar-dasar ini krusial bagi atlet, pelatih, dan bahkan penonton.
1. Peraturan Start dan Peringatan (False Starts)
Dalam lomba lari kecepatan (sprint) dan lari jarak menengah pendek, prosedur start sangat diatur. Atlet harus berada dalam posisi start yang benar setelah perintah "On Your Marks" dan "Set."
Disqualifikasi Tunggal: Dalam banyak kompetisi modern, satu kali pelanggaran start palsu (false start) akan langsung menyebabkan diskualifikasi (DQ) bagi atlet yang melakukannya. Ini adalah perubahan signifikan dari aturan lama yang memperbolehkan satu peringatan bagi seluruh peserta.
Waktu Reaksi: Waktu reaksi terhadap tembakan pistol start harus lebih dari 0.100 detik. Waktu reaksi di bawah ambang batas ini biasanya dianggap sebagai false start karena secara fisiologis mustahil bagi manusia untuk bereaksi secepat itu terhadap stimulus suara.
Aturan Khusus di Lintasan Lari (Track Events)
Lintasan lari memerlukan presisi tinggi, terutama dalam hal jalur dan penyalipan.
Lari Estafet (Relay Races)
Lari estafet menuntut koordinasi sempurna dalam penyerahan tongkat estafet (baton).
Zona Penyerahan: Tongkat harus diserahkan dan diterima sepenuhnya di dalam zona penyerahan yang telah ditentukan (biasanya sepanjang 20 meter, dengan zona persiapan 10 meter).
Lari di Jalur Sendiri: Dalam lari estafet 4x100 meter, setiap pelari wajib tetap berada di jalur masing-masing sepanjang lomba. Pelanggaran jalur yang mengganggu pelari lain mengakibatkan diskualifikasi.
Hambatan (Hurdles) dan Steeples
Atlet harus melompati rintangan tanpa menjatuhkannya dengan tangan atau sengaja menendang rintangan dengan kaki secara ceroboh.
Sentuhan Kaki: Meskipun kontak dengan gawang diperbolehkan (dan sering terjadi), menjatuhkan gawang secara sengaja atau tidak melewati gawang dengan cara yang benar dapat dikenai sanksi.
Steeples (Rintangan Air): Dalam lari halang rintang 3000 meter, rintangan air harus dilompati, bukan dilewati di sekitarnya.
Aturan Kritis di Lomba Lapangan (Field Events)
Di sektor lapangan, fokus utama aturan adalah pada batas area lompatan atau lemparan, dan pengukuran yang sah.
Lompat Jauh dan Lompat Jangkit
Kesalahan paling umum terjadi pada fase awalan (approach run) dan tolakan (take-off).
Papan Tolak (Take-off Board): Kaki atlet tidak boleh menyentuh atau melewati garis batas (garis batas depan) papan tolak saat melakukan lompatan.
Jejak di Pasir: Jika atlet mendarat di pasir, jejak terdekat dengan garis tolakan yang dibuat oleh bagian tubuh mana pun (tangan, tubuh, atau pantat) akan diukur. Jarak diukur dari garis tolak hingga tanda terdekat yang dibuat.
Tolok Lempar (Shot Put, Javelin, Discus)
Aturan memastikan bahwa lemparan berasal dari area yang ditentukan dan tidak membahayakan area lain.
Peraturan Lemparan Lembing (Javelin): Pelempar harus memegang lembing pada bagian pegangan dan melemparnya sedemikian rupa sehingga ujung logamnya menyentuh tanah terlebih dahulu di dalam sektor lemparan yang sah.
Batasan Lingkaran: Dalam tolak peluru dan lempar cakram, atlet tidak boleh menyentuh bagian atas atau bagian luar batas lingkaran selama melakukan lemparan, atau sebelum lemparan dinyatakan sah.
Integritas dan Fair Play
Di luar teknis disiplin masing-masing, aturan atletik juga menekankan integritas sportivitas. Penggunaan zat terlarang (doping) adalah pelanggaran paling serius, yang berujung pada larangan bertanding seumur hidup jika terbukti. Selain itu, atlet harus menghormati keputusan ofisial pertandingan. Meskipun keberatan dapat diajukan, proses banding harus mengikuti prosedur resmi yang ditetapkan World Athletics. Kepatuhan terhadap aturan ini adalah cerminan sejati dari semangat kompetisi yang sehat.