Panduan Lengkap Aturan Adzan

Pengertian dan Kedudukan Adzan

Adzan adalah seruan untuk memberitahukan waktu shalat fardhu telah tiba. Secara etimologis, adzan berasal dari bahasa Arab yang berarti 'memberi tahu' atau 'mengumumkan'. Dalam terminologi syariat Islam, adzan memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai penanda dimulainya ibadah wajib bagi umat Muslim. Mengumandangkan adzan adalah sebuah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi laki-laki yang dilakukan di masjid atau musala.

Hukum mengumandangkan adzan bagi seluruh umat Islam yang tinggal di suatu wilayah adalah fardhu kifayah. Artinya, jika sebagian dari mereka telah melaksanakannya, maka kewajiban tersebut gugur dari yang lain. Namun, bagi muadzin (orang yang mengumandangkan adzan), pahalanya sangat besar karena ia menjadi perantara antara panggilan Allah dengan hamba-hamba-Nya.

Visualisasi Menara Masjid dan Bulan Sabit Seruan Ilahi

Rukun dan Syarat Sah Adzan

Agar adzan dianggap sah dan sesuai dengan tuntunan syariat, terdapat beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi oleh muadzin.

Syarat Sah Adzan:

Rukun Adzan:

Rukun adalah bagian inti dari adzan yang wajib ada agar adzan dianggap sah. Rukun adzan meliputi pengucapan lafaz-lafaz berikut secara berurutan:

  1. Allahu Akbar, Allahu Akbar (4 kali)
  2. Asyhadu an laa ilaaha illallah (2 kali)
  3. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali)
  4. Hayya 'alas shalah (2 kali)
  5. Hayya 'alal falah (2 kali)
  6. Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali)
  7. Laa ilaaha illallah (1 kali)

Perbedaan utama antara adzan subuh adalah penambahan lafaz "Ash-shalatu khairum minan naum" (Shalat itu lebih baik daripada tidur) sebanyak dua kali setelah Hayya 'alal falah, sebelum mengulang Allahu Akbar terakhir.

Sunnah-Sunnah dalam Mengumandangkan Adzan

Selain rukun, terdapat beberapa tata cara (sunnah) yang dianjurkan untuk memaksimalkan keutamaan adzan:

Dozinkan dan Doa Setelah Adzan

Setelah selesai mengumandangkan adzan, muadzin dianjurkan untuk membaca doa khusus yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa ini merupakan permohonan agar Allah memberikan kedudukan tinggi (Al-Washilah) kepada Nabi Muhammad SAW, serta syafaat di Hari Kiamat.

Doa Setelah Adzan (Arab dan Artinya):

Allahumma Rabbahad-da'watit-taammah, was-shalatil-qaa'imah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadhilah, wab'atshu maqaamam mahmuudal ladzii wa'adtah.

Artinya: "Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, serta bangkitkanlah ia pada kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya."

Selain doa khusus tersebut, dianjurkan juga untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah adzan selesai. Keutamaan berdoa di antara adzan sangat besar, karena waktu tersebut termasuk waktu mustajab (dikabulkannya doa).

Perbedaan Adzan dan Iqamah

Penting untuk membedakan antara adzan dan iqamah.

Memahami dan melaksanakan aturan adzan dengan benar merupakan bentuk ketaatan kita terhadap syariat, sekaligus menyempurnakan syiar Islam di lingkungan kita.