Kehamilan adalah fase penuh keajaiban sekaligus tantangan, di mana nutrisi memainkan peran yang sangat fundamental. Di antara sekian banyak nutrisi yang dibutuhkan, asam folat (atau Folat/Vitamin B9) seringkali menjadi sorotan utama. Asupan asam folat yang memadai, baik sebelum maupun selama kehamilan, bukanlah sekadar rekomendasi tambahan, melainkan kebutuhan vital untuk memastikan perkembangan optimal janin dan kesehatan ibu.
Banyak wanita baru menyadari kehamilannya setelah organ vital janin mulai terbentuk, yaitu pada usia kehamilan 3 hingga 8 minggu. Periode krusial ini adalah saat sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang, sedang dalam proses pembentukan yang intensif. Asam folat berperan penting dalam sintesis DNA dan pembelahan sel yang cepat.
Jika asupan asam folat sudah mencukupi sebelum konsepsi, risiko terjadinya Cacat Lahir pada Tabung Saraf (Neural Tube Defects/NTDs) dapat berkurang drastis hingga 70%. NTDs, seperti spina bifida (kelainan tulang belakang) dan anencephaly (tidak terbentuknya sebagian besar otak dan tengkorak), adalah kondisi yang sangat serius dan seringkali fatal. Oleh karena itu, para ahli kesehatan menyarankan agar wanita usia subur yang berencana hamil mulai mengonsumsi suplemen asam folat setidaknya satu bulan sebelum perencanaan kehamilan.
Setelah kehamilan dikonfirmasi, kebutuhan akan asam folat tetap tinggi. Vitamin B9 ini terus dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan pesat plasenta, serta pembentukan sel darah merah baru bagi ibu. Kekurangan folat selama trimester pertama dan kedua dapat meningkatkan risiko anemia megaloblastik pada ibu.
Selain pencegahan NTDs, penelitian juga mengaitkan kadar folat yang optimal dengan penurunan risiko komplikasi kehamilan lainnya, seperti:
Rekomendasi standar internasional dan nasional umumnya menyarankan 400 mcg (mikrogram) asam folat per hari untuk wanita yang tidak sedang hamil. Namun, saat program kehamilan dimulai, dosis ini seringkali ditingkatkan.
Untuk ibu hamil, kebutuhan harian disarankan mencapai sekitar 600 mcg per hari. Jika ibu memiliki riwayat kehamilan dengan NTDs atau kondisi medis tertentu, dokter mungkin akan meresepkan dosis yang jauh lebih tinggi, bahkan hingga 4000 mcg (4 mg), yang memerlukan pengawasan medis ketat. Penting untuk selalu mengikuti anjuran dosis dari tenaga kesehatan profesional.
Meskipun sangat penting, tubuh manusia tidak dapat memproduksi asam folat sendiri, sehingga harus diperoleh dari luar. Ada dua cara utama untuk memenuhinya:
Suplemen adalah cara yang paling efektif dan terjamin untuk mendapatkan dosis yang dibutuhkan, terutama sebelum konsepsi. Bentuk sintetis ini, yang dikenal sebagai asam folat, lebih mudah diserap tubuh dibandingkan folat alami dari makanan. Mayoritas vitamin prenatal yang diresepkan sudah mengandung dosis standar asam folat yang memadai.
Meskipun suplemen vital, melengkapi asupan dengan makanan alami akan memberikan manfaat nutrisi tambahan. Sumber makanan yang kaya folat meliputi:
Penting untuk dicatat bahwa folat alami (folat) rentan terhadap panas, sehingga metode memasak yang ringan atau mengonsumsi sayuran mentah dapat membantu mempertahankan kandungan gizinya. Mengintegrasikan asam folat sebagai bagian dari rutinitas harian adalah investasi terbaik bagi masa depan kesehatan bayi Anda. Jangan tunda, mulailah pemenuhan asupan ini segera setelah Anda merencanakan kehamilan.