Memahami Pentingnya Asam Folat (Folic Acid)

Asam folat, atau dikenal juga sebagai vitamin B9, adalah nutrisi penting yang memainkan peran krusial dalam banyak fungsi tubuh. Dalam dunia kesehatan dan nutrisi, asam folat sering menjadi sorotan, terutama karena perannya dalam pembentukan sel baru dan pencegahan cacat lahir. Nama "folat" sendiri berasal dari bahasa Latin, 'folium', yang berarti daun, merujuk pada fakta bahwa nutrisi ini melimpah pada sayuran berdaun hijau.

Visualisasi sederhana molekul asam folat atau daun hijau B9

Apa Itu Asam Folat dan Fungsinya?

Asam folat adalah bentuk sintetis (buatan) dari folat yang banyak ditemukan dalam suplemen makanan dan makanan yang diperkaya. Folat alami terdapat dalam berbagai makanan utuh. Keduanya bekerja untuk membantu tubuh memproduksi dan memelihara sel-sel baru. Tanpa cukup folat, tubuh tidak dapat memproduksi DNA dan RNA yang memadai, yang merupakan materi genetik penting.

Fungsi utama asam folat meliputi:

Pentingnya Asam Folat untuk Kehamilan

Salah satu peran asam folat yang paling dikenal adalah pencegahan cacat tabung saraf (Neural Tube Defects/NTDs) pada bayi yang baru lahir. NTDs, seperti spina bifida dan anencephaly, terjadi sangat awal dalam kehamilan, seringkali bahkan sebelum seorang wanita menyadari bahwa ia hamil.

Oleh karena itu, para ahli kesehatan sangat merekomendasikan agar semua wanita usia subur mengonsumsi suplemen asam folat setiap hari, bahkan jika mereka tidak berencana untuk hamil dalam waktu dekat. Konsumsi yang memadai, biasanya 400 mikrogram per hari, harus dimulai setidaknya satu bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga trimester pertama kehamilan untuk memberikan perlindungan maksimal.

Sumber Makanan Kaya Folat

Meskipun suplemen sangat membantu, mendapatkan folat dari makanan utuh tetap dianjurkan. Sumber makanan alami mengandung bentuk folat yang lebih mudah diserap tubuh. Anda bisa meningkatkan asupan folat dengan mengonsumsi:

Risiko Kekurangan Asam Folat

Kekurangan asam folat dapat terjadi jika asupan makanan tidak mencukupi, atau jika penyerapan nutrisi terganggu. Gejala kekurangan folat seringkali berupa gejala anemia, seperti kelelahan ekstrem, kelemahan, dan pucat. Pada kasus yang parah dan berkepanjangan, kekurangan folat juga dapat memengaruhi fungsi kognitif. Selain risiko cacat lahir, kekurangan folat juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker tertentu dan penyakit jantung koroner akibat peningkatan kadar homosistein dalam darah.

Mengingat betapa vitalnya peran asam folat dalam menjaga integritas genetik dan mendukung perkembangan sel, memastikan asupan yang cukup merupakan langkah proaktif yang harus diambil oleh semua orang, terutama mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil dan lansia. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan mengenai dosis suplemen yang tepat sesuai kebutuhan individu Anda.