Masa menyusui adalah periode krusial yang menuntut kebutuhan nutrisi optimal, tidak hanya untuk pemulihan ibu tetapi juga untuk memastikan kualitas dan kuantitas air susu ibu (ASI). Salah satu nutrisi makro yang sering dibicarakan pada masa kehamilan adalah asam folat (Vitamin B9). Namun, apakah perannya berhenti setelah bayi lahir? Jawabannya tegas tidak. Kebutuhan asam folat ibu menyusui tetap tinggi dan vital.
Asam folat adalah vitamin B larut air yang berperan dalam sintesis DNA, pembelahan sel, dan pembentukan sel darah merah. Meskipun perhatian utama saat hamil adalah mencegah cacat tabung saraf (NTD), perannya saat laktasi berhubungan erat dengan kesehatan metabolik ibu dan transfer nutrisi ke bayi melalui ASI.
Proses menyusui sangat menguras energi. Asam folat bekerja sinergis dengan Vitamin B12 untuk membantu metabolisme energi. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu, yang ditandai dengan kelelahan ekstrem, pucat, dan kesulitan berkonsentrasi. Bagi ibu yang baru melahirkan dan mengurus bayi baru lahir, energi yang stabil adalah kunci.
Meskipun konsentrasi asam folat dalam ASI cenderung stabil, asupan yang cukup dari ibu memastikan bahwa bayi menerima dosis yang memadai untuk mendukung pertumbuhan sel yang cepat. Bayi yang sedang dalam fase pertumbuhan pesat membutuhkan asam folat untuk pembentukan jaringan saraf dan organ baru. Suplemen yang dikonsumsi ibu dapat membantu menjaga ketersediaan nutrisi ini.
Kebutuhan nutrisi bervariasi antar individu, tetapi umumnya, rekomendasi dietetik ditetapkan oleh lembaga kesehatan. Ketika ibu tidak mengonsumsi suplemen, asupan harian yang direkomendasikan (RDA) sering kali sedikit lebih tinggi dibandingkan kebutuhan sebelum hamil.
Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan asam folat ibu menyusui adalah melalui diet seimbang yang kaya akan sayuran hijau dan sumber alami lainnya. Makanan lebih baik karena biasanya disertai serat dan nutrisi pendamping lainnya.
Beberapa sumber terbaik meliputi:
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan kronis, perubahan suasana hati (iritabilitas), dan kesulitan bernapas. Karena sifatnya yang larut dalam air, risiko kelebihan dosis melalui makanan sangat rendah.
Namun, jika mengonsumsi suplemen dalam dosis sangat tinggi tanpa pengawasan medis, ada potensi masalah. Dosis folat yang terlalu tinggi dapat menutupi gejala defisiensi Vitamin B12, yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen. Inilah sebabnya mengapa konsultasi dengan bidan atau dokter spesialis sangat penting sebelum menambah dosis suplemen apa pun saat menyusui.
Kesimpulannya, asam folat ibu menyusui adalah komponen penting untuk menjaga stamina ibu dan mendukung perkembangan optimal bayi. Pastikan asupan nutrisi terpenuhi baik melalui makanan bergizi maupun suplemen yang diresepkan dengan tepat.