Asam folat, atau Vitamin B9, adalah nutrisi esensial yang memiliki peran krusial dalam pembentukan sel baru dan DNA. Bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sudah hamil, asupan asam folat yang cukup bukan sekadar rekomendasi, melainkan sebuah keharusan medis. Dosis yang sering direkomendasikan oleh banyak tenaga kesehatan adalah **asam folat 1 mg** (atau 1000 mcg) per hari, terutama pada periode kritis awal kehamilan.
Rekomendasi standar internasional untuk wanita hamil umumnya adalah 400 mcg (0,4 mg) per hari. Namun, dalam konteks Indonesia, dan terutama bagi wanita yang memiliki risiko tinggi atau memiliki riwayat kehamilan dengan komplikasi neural tube defects (NTDs) di masa lalu, dokter sering kali meningkatkan dosis hingga 1 mg (1000 mcg). Dosis yang lebih tinggi ini bertujuan untuk memastikan cadangan folat dalam tubuh benar-benar optimal saat periode pembentukan sistem saraf pusat janin berlangsung.
Periode paling krusial di mana asam folat bekerja maksimal adalah pada 28 hari pertama setelah pembuahan, sering kali sebelum seorang wanita menyadari bahwa ia hamil. Inilah mengapa suplemen asam folat harus dimulai setidaknya satu bulan sebelum mencoba hamil.
Manfaat utama suplementasi asam folat adalah pencegahan NTDs, cacat bawaan serius yang memengaruhi perkembangan otak dan tulang belakang bayi. Dua jenis NTDs yang paling umum dicegah adalah:
Penelitian menunjukkan bahwa asupan asam folat yang memadai dapat mengurangi risiko NTDs hingga 70%. Mengingat risiko ini, peningkatan dosis menjadi 1 mg memberikan lapisan perlindungan tambahan yang sangat signifikan.
Selain mencegah cacat tabung saraf, kadar folat yang tinggi juga terkait dengan manfaat kehamilan lainnya. Folat berperan dalam produksi sel darah merah. Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu, yang menyebabkan kelelahan ekstrem dan komplikasi kehamilan lainnya.
Lebih lanjut, beberapa studi observasional menunjukkan bahwa suplementasi asam folat yang memadai mungkin juga berperan dalam mengurangi risiko komplikasi lain seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bahkan beberapa masalah kesehatan mental pada anak di kemudian hari. Asam folat bekerja sama dengan nutrisi lain seperti zat besi dan Vitamin B12 untuk mendukung pertumbuhan plasenta dan pembelahan sel yang cepat selama kehamilan.
Jika Anda didiagnosis berisiko tinggi (misalnya, memiliki riwayat NTDs, mengonsumsi obat antikonvulsan, atau memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes), dokter Anda mungkin akan merekomendasikan dosis 1 mg (atau lebih tinggi) segera setelah Anda mulai merencanakan kehamilan. Jika Anda baru mengetahui kehamilan dan belum mengonsumsi suplemen, mulailah mengonsumsi asam folat dosis tertinggi yang direkomendasikan dokter segera.
Penting untuk diingat bahwa suplemen asam folat adalah pelengkap. Makanan kaya folat seperti sayuran hijau tua (bayam, brokoli), kacang-kacangan, dan buah jeruk harus tetap menjadi bagian integral dari diet harian ibu hamil. Namun, karena sulit untuk mendapatkan 1 mg hanya dari makanan secara konsisten, suplemen tetap menjadi solusi paling efektif untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan vital ini selama masa perkembangan janin yang sensitif. Selalu konsultasikan dosis suplemen dengan bidan atau dokter kandungan Anda untuk mendapatkan rencana nutrisi yang paling sesuai dengan kondisi spesifik Anda.