Asam asetat adalah senyawa organik dengan rumus kimia CH₃COOH. Ketika senyawa ini dicampur dengan air dalam konsentrasi rendah, ia dikenal sebagai asam asetat encer. Dalam kehidupan sehari-hari, bentuk paling umum dari asam asetat encer adalah cuka, yang biasanya memiliki konsentrasi antara 4% hingga 8%. Namun, dalam konteks laboratorium atau industri, "encer" sering merujuk pada larutan yang memiliki persentase yang jauh lebih rendah dari asam asetat glasial (asam asetat murni, 100%).
Meskipun sering dikaitkan dengan rasa asam pada makanan, asam asetat encer memiliki spektrum aplikasi yang sangat luas, mulai dari pembersihan rumah tangga hingga penggunaannya sebagai reagen penting dalam sintesis kimia. Sifatnya yang sedikit asam (pKa sekitar 4.76) membuatnya menjadi agen pengatur pH yang efektif dan antimikroba alami.
Representasi skematis molekul asam asetat.
Penggunaan asam asetat encer sangat bervariasi karena sifatnya yang serbaguna. Meskipun sering dianggap sebagai produk dapur, konsentrasi tertentu digunakan di berbagai sektor.
Cuka, yang merupakan asam asetat encer, digunakan sebagai pengawet makanan (melalui penghambatan pertumbuhan bakteri) dan penambah rasa. Tingkat keasamannya membantu dalam proses pengasinan (pickling) sayuran dan buah-buahan.
Konsentrasi rendah (sekitar 5%) sangat populer sebagai pembersih alami. Asam asetat efektif melarutkan endapan mineral seperti kerak air (scale) yang disebabkan oleh kalsium dan magnesium. Selain itu, sifat antimikrobanya membantu mengurangi beberapa jenis jamur dan bakteri di permukaan rumah tangga.
Dalam laboratorium, asam asetat encer sering digunakan sebagai larutan penyangga (buffer) karena merupakan asam lemah. Ini penting dalam titrasi dan berbagai reaksi organik di mana pH perlu dikontrol secara ketat. Fungsinya sebagai katalis asam lemah juga dimanfaatkan dalam sintesis ester.
Meskipun asam asetat glasial sangat korosif, larutan yang sangat encer kadang digunakan dalam beberapa formulasi farmasi atau sebagai antiseptik ringan. Namun, penggunaan ini selalu memerlukan pengawasan profesional dan konsentrasi yang sangat spesifik.
Meskipun lebih aman daripada bentuk pekatnya, asam asetat encer tetap memerlukan penanganan yang hati-hati. Kesalahan dalam persepsi bahwa semua bentuknya tidak berbahaya dapat menyebabkan insiden.
Asam asetat encer harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan bahan kimia yang tidak kompatibel, seperti zat pengoksidasi kuat (yang dapat bereaksi hebat) dan basa kuat (yang akan menetralisirnya secara eksotermik).
Selalu periksa label konsentrasi produk. Cuka dapur (sekitar 5%) umumnya dianggap aman untuk disimpan di suhu ruangan, tetapi larutan dengan persentase lebih tinggi (>10%) sebaiknya disimpan di tempat yang lebih sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak, layaknya bahan kimia rumah tangga lainnya.
Penting untuk membedakan asam asetat encer dari asam asetat glasial. Asam asetat glasial adalah asam asetat murni yang terlihat seperti cairan bening tanpa warna, namun memiliki titik beku tinggi (sekitar 16.6 °C), sehingga sering terlihat membeku seperti es atau kristal di suhu dingin—itulah mengapa disebut 'glasial'.
Sedangkan, asam asetat encer adalah larutan yang mengandung kurang dari 99% CH₃COOH, sisanya adalah air. Perbedaan ini krusial dalam konteks keselamatan; asam glasial sangat korosif, dapat menyebabkan luka bakar kimia yang parah, dan memerlukan Alat Pelindung Diri (APD) tingkat tinggi saat ditangani. Asam asetat encer, di sisi lain, menunjukkan bahaya yang jauh lebih rendah untuk aplikasi umum.