Sumber daya antioksidan penting bagi kesehatan.
Vitamin E adalah sekelompok delapan senyawa larut lemak, yang paling aktif secara biologis adalah alfa-tokoferol. Sebagai antioksidan kuat, fungsi utamanya adalah melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dihasilkan dari metabolisme normal tubuh serta paparan polutan lingkungan seperti asap rokok dan sinar UV. Tanpa perlindungan yang cukup, stres oksidatif dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Selain peran antioksidannya, vitamin E juga krusial untuk menjaga integritas membran sel, mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh, dan membantu dalam proses pembekuan darah. Kekurangan vitamin E, meskipun jarang terjadi pada orang sehat dengan diet seimbang, dapat menyebabkan gejala neurologis dan gangguan penglihatan.
Kebutuhan vitamin E harian (Recommended Dietary Allowance/RDA) telah ditetapkan oleh berbagai lembaga kesehatan global untuk memastikan populasi umum mendapatkan asupan yang cukup untuk mencegah defisiensi dan mendukung fungsi optimal. Perlu diingat bahwa kebutuhan ini dapat bervariasi sedikit berdasarkan usia dan kondisi fisiologis spesifik.
Secara umum, kebutuhan vitamin E yang dibutuhkan tubuh per hari untuk orang dewasa sehat (usia 19 tahun ke atas) adalah setara dengan 15 miligram (mg) atau 22.4 unit internasional (IU). Angka ini seringkali disajikan dalam satuan miligram alfa-tokoferol ekuivalen (mg-ATE).
Bagi wanita hamil dan menyusui, kebutuhannya sedikit meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin atau bayi. Penting untuk selalu merujuk pada panduan gizi resmi negara Anda untuk angka pastinya.
Karena vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak, tubuh menyimpannya dalam jaringan adiposa dan hati. Ini berarti tubuh tidak perlu mengonsumsi dosis tinggi setiap hari, namun asupan rutin melalui makanan adalah kunci untuk menjaga cadangan dan fungsi berkelanjutan. Konsumsi berlebihan dalam waktu singkat (suplemen dosis sangat tinggi) justru dapat menimbulkan risiko, terutama interaksi dengan obat pengencer darah.
Cara terbaik untuk memenuhi vitamin E yang dibutuhkan tubuh per hari adalah melalui diet seimbang. Untungnya, banyak sumber makanan lezat yang kaya akan nutrisi ini:
Defisiensi vitamin E jarang terjadi kecuali pada individu dengan gangguan penyerapan lemak (seperti penyakit celiac atau fibrosis kistik) atau malnutrisi berat. Gejala kekurangan bisa berupa neuropati perifer, kelemahan otot, dan masalah penglihatan.
Sebaliknya, toksisitas (kelebihan) umumnya hanya terjadi akibat konsumsi suplemen dosis sangat tinggi dalam jangka waktu panjang (melebihi 1.000 mg/hari). Efek samping yang mungkin timbul termasuk mual, diare, dan yang paling serius, peningkatan risiko pendarahan karena dapat mengganggu fungsi vitamin K. Oleh karena itu, membatasi diri pada kebutuhan harian yang direkomendasikan melalui makanan alami adalah strategi paling aman.