Simbol Al-Qur'an

Surah Thaha Ayat 41: Pesan Ilahi kepada Musa untuk Menghadapi Firaun

Surah Thaha adalah salah satu surah dalam Al-Qur'an yang menceritakan kisah para nabi, terutama kisah Nabi Musa AS dalam menghadapi kekufuran dan kesewenang-wenangan Firaun. Di antara ayat-ayat yang sarat makna dalam surah ini, terdapat ayat 41 yang memiliki kedalaman tersendiri, memberikan panduan ilahi kepada Nabi Musa AS dalam menjalankan misi kenabiannya. Ayat ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan pelajaran abadi tentang keberanian, keteguhan, dan strategi dakwah yang diilhami langsung dari Allah SWT.

وَٱصۡطَنِعۡنِىۡ عَلَىٰ عَيۡنِىۡ

"Dan Aku telah memelihara engkau dengan pemeliharaan-Ku." (QS. Thaha: 41)

Ayat ini merupakan bagian dari percakapan Allah SWT dengan Nabi Musa AS saat beliau masih kecil. Setelah Allah menyelamatkan Musa dari ancaman Firaun yang memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki Bani Israil, Allah kemudian memerintahkan ibunda Musa untuk memasukkan bayinya ke dalam peti dan melemparkannya ke sungai Nil. Allah berjanji akan menjaga dan mengembalikan Musa kepada ibundanya. Janji ini diteguhkan dalam ayat 41 Surah Thaha, "Dan Aku telah memelihara engkau dengan pemeliharaan-Ku."

Frasa "وَٱصۡطَنِعۡنِىۡ عَلَىٰ عَيۡنِىۡ" (waṣṭanaʿnī ʿalā ʿaynī) mengandung makna yang sangat mendalam. Kata "اصطنع" (iṣṭanaʿa) bisa diartikan sebagai "membuat", "menciptakan", atau "mengukir". Penggunaannya di sini menyiratkan bahwa Allah tidak hanya melindungi Musa dari bahaya, tetapi juga membentuk dan mendidik Musa sesuai dengan rencana-Nya yang agung. Kata "عين" (ʿayn) secara harfiah berarti "mata". Ketika dikatakan "atas mata-Ku" atau "dengan pemeliharaan-Ku", ini menunjukkan perhatian yang sangat khusus, pengawasan yang intens, dan perlindungan yang tak terhingga. Allah mengawasi Musa seperti seseorang mengawasi sesuatu yang sangat berharga, dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang tak putus-putus.

Konteks ayat ini adalah saat Musa kecil dibawa oleh arus sungai dan ditemukan oleh istri Firaun. Ia kemudian dirawat di istana Firaun, sebuah tempat yang seharusnya menjadi ancaman terbesar baginya. Namun, di sinilah terlihat bukti nyata dari "pemeliharaan-Ku" yang disebutkan dalam ayat ini. Allah telah mengatur segalanya agar Musa tumbuh dalam lingkungan yang paling tidak terduga, bahkan di pusat kekuasaan musuh-Nya. Hal ini memungkinkan Musa untuk mendapatkan pendidikan terbaik dan, pada saat yang sama, tetap berada dalam pengawasan ilahi yang menjaganya dari segala pengaruh buruk.

Lebih dari sekadar perlindungan fisik, ayat ini juga menekankan bahwa seluruh perjalanan hidup Musa adalah bagian dari rancangan ilahi. Setiap peristiwa, setiap tantangan, bahkan setiap momen ketika ia tampak rentan, adalah bagian dari proses pembentukan karakternya sebagai seorang nabi utusan Allah. Pemeliharaan ilahi ini bukan hanya berarti menjaga dari mara bahaya, tetapi juga membekalinya dengan ilmu, kebijaksanaan, dan kekuatan yang akan diperlukannya kelak dalam menghadapi Firaun dan kaumnya.

Dapat kita ambil pelajaran dari ayat Surah Thaha ayat 41 ini bahwa Allah SWT memiliki rencana yang sempurna bagi setiap hamba-Nya, terutama bagi mereka yang dipilih untuk mengemban tugas berat. Dalam menghadapi kesulitan dan rintangan, kita diingatkan bahwa kita tidak pernah sendirian. Allah selalu menyertai, mengawasi, dan membimbing kita, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Keyakinan ini seharusnya memberikan ketenangan dan kekuatan batin bagi setiap Muslim.

Ketika Nabi Musa dewasa dan diutus menjadi nabi, ayat ini kembali relevan. Seluruh perjalanan hidupnya, mulai dari bayi yang terombang-ambing di sungai hingga menjadi nabi yang berhadapan langsung dengan penguasa tiran, adalah bukti dari janji pemeliharaan Allah. Allah telah "memelihara" Musa dengan memudahkannya untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan istana Firaun, memberinya pendidikan, dan menjaganya dari segala keburukan. Kemudian, ketika saatnya tiba, Allah memberinya wahyu dan tugas kenabian.

Bagi kita sebagai umat Muslim, ayat ini mengajarkan pentingnya tawakal dan keyakinan penuh kepada Allah. Saat kita menghadapi tantangan hidup, ujian, atau bahkan ketika kita merasa lemah dan sendiri, ingatlah bahwa Allah senantiasa mengawasi dan memelihara kita. Pemeliharaan ini mungkin tidak selalu datang dalam bentuk yang kita inginkan, tetapi selalu dalam bentuk yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya. Kita diajak untuk merenungkan bagaimana Allah telah mengatur segala sesuatu dalam hidup kita, dari hal terkecil hingga terbesar, demi kebaikan kita di dunia dan akhirat.

Kisah Nabi Musa dan ayat 41 Surah Thaha ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang telah Allah siapkan. Yang terpenting adalah menjaga hubungan baik dengan Allah melalui ibadah, doa, dan tawakal. Dengan demikian, kita akan senantiasa berada dalam naungan pemeliharaan-Nya, sebagaimana yang telah Allah janjikan kepada Nabi Musa alaihi salam.

Memahami Surah Thaha ayat 41 memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan hamba-Nya. Ini adalah bentuk peneguhan ilahi yang begitu kuat, memberikan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil oleh para utusan-Nya, termasuk Nabi Musa, telah direncanakan dan diatur dengan sempurna oleh Sang Pencipta. Pemeliharaan ilahi ini adalah jaminan terkuat yang bisa kita miliki.