Prinsip dan Penerapan Sterilisasi Basah dengan Autoklaf
Pengantar Sterilisasi Basah
Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme, termasuk spora yang sangat resisten. Dalam lingkungan medis, laboratorium, dan industri farmasi, mencapai tingkat sterilitas yang tinggi adalah hal yang mutlak. Salah satu metode sterilisasi yang paling andal dan umum digunakan adalah sterilisasi basah, yang memanfaatkan uap air bertekanan tinggi, atau yang lebih dikenal sebagai sterilisasi menggunakan autoklaf.
Autoklaf bekerja berdasarkan prinsip denaturasi protein dan inaktivasi enzim mikroorganisme melalui panas lembab (uap jenuh). Keunggulan utama metode ini adalah kemampuannya menembus jaringan atau material yang lebih baik dibandingkan panas kering, serta waktu siklus yang relatif lebih cepat untuk banyak jenis peralatan.
Ilustrasi sederhana mesin autoklaf.
Parameter Kunci Sterilisasi Basah
Keberhasilan sterilisasi dengan autoklaf sangat bergantung pada kontrol ketat terhadap tiga variabel utama: suhu, tekanan, dan waktu. Parameter standar emas yang paling umum digunakan adalah:
Suhu: 121°C (250°F). Pada suhu ini, air mendidih pada tekanan sekitar 15 psi (pound per square inch) di atas tekanan atmosfer normal.
Tekanan: 15 psi (gage pressure) pada 121°C. Tekanan ini memastikan uap tetap dalam fase jenuh dan mampu menembus material.
Waktu Eksposur: Bervariasi tergantung jenis dan volume beban, namun umumnya berkisar antara 15 hingga 30 menit pada suhu 121°C. Waktu ini hanya mencakup fase penetrasi dan pemeliharaan suhu, tidak termasuk pemanasan dan pendinginan.
Prosedur Kerja Sterilisasi yang Efektif
Untuk memastikan efektivitas sterilisasi basah, beberapa langkah prosedural harus diikuti secara ketat:
Persiapan dan Pengepakan: Instrumen harus dibersihkan terlebih dahulu dari materi organik. Pengemasan harus menggunakan bahan yang permeabel terhadap uap (seperti kertas krep medis atau kantong khusus autoklaf) dan tidak boleh terlalu padat agar uap dapat bersirkulasi.
Pemuatan Autoklaf: Jangan membebani autoklaf secara berlebihan. Udara harus dapat keluar sepenuhnya dari chamber. Benda yang diletakkan harus disusun sedemikian rupa sehingga uap dapat menjangkau semua permukaan.
Evakuasi Udara (Jika Perlu): Autoklaf jenis pra-vakum (gravity displacement) memerlukan penghilangan udara dari chamber sebelum siklus dimulai. Udara yang terperangkap dapat menyebabkan area dingin (cold spots) yang menghambat sterilisasi.
Siklus Sterilisasi: Menjalankan siklus sesuai protokol (misalnya, 121°C selama 20 menit).
Pelepasan Tekanan dan Pengeringan: Setelah siklus selesai, tekanan dilepaskan secara perlahan. Untuk instrumen yang dibungkus, fase pengeringan (vacuum atau dry cycle) sangat penting untuk mencegah pertumbuhan mikroba akibat kelembaban residu.
Penyimpanan: Produk steril harus disimpan di area yang terkontrol dan kering.
Keunggulan dan Keterbatasan
Sterilisasi basah dengan autoklaf memiliki keunggulan signifikan. Ini adalah metode yang ramah lingkungan (dibandingkan dengan gas etilen oksida), tidak meninggalkan residu toksik, dan sangat efektif terhadap sebagian besar mikroorganisme dan spora. Proses ini juga relatif cepat.
Namun, metode ini memiliki keterbatasan. Panas basah bersifat merusak pada material yang sensitif terhadap suhu dan kelembaban, seperti beberapa jenis plastik, bubuk, minyak, dan instrumen bedah tertentu yang memiliki sambungan berminyak. Untuk material sensitif panas, sterilisasi alternatif seperti radiasi atau gas mungkin diperlukan.
Indikator Sterilisasi
Verifikasi proses adalah langkah krusial. Indikator digunakan untuk memantau apakah kondisi sterilisasi telah tercapai. Ada tiga jenis indikator:
Indikator Fisik: Pembacaan suhu dan tekanan pada panel kontrol autoklaf.
Indikator Kimia (External & Internal): Pita atau label yang berubah warna ketika terpapar suhu dan kelembaban tertentu. Indikator internal ditempatkan di dalam bungkusan.
Indikator Biologis (Biological Indicators/BI): Sampel spora bakteri yang sangat resisten (misalnya, Geobacillus stearothermophilus). Jika spora mati setelah siklus, maka sterilisasi berhasil. Ini adalah standar emas untuk validasi rutin.
Kombinasi kontrol parameter yang akurat dan penggunaan indikator yang tepat menjamin bahwa sterilisasi basah dengan autoklaf tetap menjadi pilar utama dalam pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan dan penelitian.