Dalam dunia bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, masyarakat sering dihadapkan pada pilihan antara Pertalite dan Premium. Meskipun keduanya merupakan jenis bensin yang dijual oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi, terdapat perbedaan signifikan yang mendasarinya, terutama terkait kandungan angka oktan dan dampaknya terhadap performa mesin serta lingkungan. Memahami perbedaan ini sangat krusial agar pemilik kendaraan dapat memilih bahan bakar yang paling sesuai dengan spesifikasi kendaraannya.
Angka Oktan: Pembeda Utama
Faktor paling mendasar yang memisahkan Pertalite dan Premium adalah nilai Research Octane Number (RON). RON mengukur kemampuan bahan bakar untuk menahan tekanan sebelum terjadi pembakaran spontan (ketukan atau knocking).
Mesin modern, terutama yang diproduksi dalam beberapa tahun terakhir, dirancang untuk beroperasi secara optimal menggunakan bahan bakar dengan RON minimal 90 atau lebih tinggi. Penggunaan RON yang terlalu rendah (seperti Premium pada mesin berteknologi tinggi) dapat memicu knocking, yang lama-kelamaan dapat merusak komponen mesin seperti piston dan katup.
Dampak Terhadap Mesin Kendaraan
Perbedaan RON secara langsung berkorelasi dengan kebutuhan mesin. Mesin dengan rasio kompresi rendah umumnya masih bisa mentolerir Premium (RON 88). Namun, Pertalite (RON 90) menjadi jembatan antara Premium dan Pertamax (RON 92).
1. Efisiensi dan Performa
Kendaraan yang direkomendasikan menggunakan Pertalite akan merasakan performa yang lebih stabil dan efisien dibandingkan jika dipaksa menggunakan Premium. Ketika mesin mengalami knocking karena oktan rendah, sistem manajemen mesin (ECU) akan menurunkan waktu pengapian untuk mencegah kerusakan, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan tenaga dan konsumsi bahan bakar yang kurang efisien.
2. Kandungan Zat Aditif dan Lingkungan
Selain RON, komposisi aditif juga menjadi pembeda penting. Pertalite sejak awal didesain untuk memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah dibandingkan standar Premium yang lama. Pengurangan sulfur ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan, sejalan dengan upaya global untuk menciptakan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Meskipun Pertalite bukanlah bahan bakar ramah lingkungan premium, ia menawarkan perbaikan signifikan dari segi emisi sulfur dibandingkan pendahulunya.
Status Saat Ini di Pasar
Penting untuk dicatat bahwa kebijakan pemerintah mengenai distribusi BBM bersubsidi dan non-subsidi sering berubah. Pada perkembangan terbaru, fokus distribusi BBM telah bergeser. Pertalite kini diposisikan sebagai BBM non-subsidi yang ditujukan untuk kendaraan dengan spesifikasi mesin tertentu, sementara Premium (RON 88) telah ditarik peredarannya di banyak wilayah karena tidak lagi memenuhi standar emisi yang ditetapkan untuk kendaraan baru. Penarikan Premium ini memaksa pemilik kendaraan yang sebelumnya menggunakan Premium untuk beralih ke Pertalite atau bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi.
Intinya, sebelum mengisi bahan bakar, selalu periksa rekomendasi pabrikan kendaraan Anda yang biasanya tertera pada tutup tangki bahan bakar atau buku manual. Memilih oktan yang tepat tidak hanya menjaga performa mobil Anda tetapi juga memperpanjang usia komponen mesin karena pembakaran terjadi sesuai dengan desain kompresi mesin tersebut. Bagi pengguna mobil modern, Pertalite (RON 90) umumnya merupakan pilihan minimum yang aman dan direkomendasikan untuk penggunaan harian.