Ilustrasi visual perbedaan umum antara dua jenis unggas.
Dalam dunia perunggasan, seringkali kita menemui berbagai jenis ayam yang memiliki karakteristik unik. Dua di antaranya yang terkadang menimbulkan kebingungan adalah bekisar dan ayam hutan. Meskipun keduanya memiliki nenek moyang yang sama dan beberapa kesamaan fisik, terdapat perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Memahami perbedaan ini penting bagi para penghobi, peternak, maupun peneliti satwa liar.
Perbedaan pertama yang paling fundamental terletak pada asal-usul dan klasifikasi biologisnya. Bekisar (Gallus varius) adalah spesies ayam hutan asli dari pulau-pulau di Indonesia, terutama Jawa, Bali, Lombok, Flores, dan pulau-pulau sekitarnya. Bekisar merupakan hasil persilangan alami antara ayam hutan hijau (Gallus viridis) dan ayam hutan merah (Gallus gallus). Karena proses hibridisasi inilah, bekisar seringkali dianggap sebagai spesies tersendiri atau setidaknya sebagai subspesies yang unik.
Sementara itu, ayam hutan merujuk pada beberapa spesies ayam liar dari genus Gallus. Istilah "ayam hutan" secara umum dapat mencakup berbagai spesies, seperti ayam hutan merah (Gallus gallus) yang merupakan nenek moyang dari sebagian besar ayam peliharaan modern, ayam hutan hijau (Gallus varius), ayam hutan kelam (Gallus lafayettii), dan ayam hutan perak (Gallus sonneratii). Ayam hutan merah, khususnya, adalah spesies yang paling luas penyebarannya di Asia.
Perbedaan fisik antara bekisar dan ayam hutan umumnya dapat diamati dari beberapa aspek:
Dari segi perilaku, baik bekisar maupun ayam hutan adalah burung yang sangat waspada dan sulit didekati. Keduanya cenderung hidup di hutan, semak belukar, atau area perbukitan yang menyediakan perlindungan dan sumber makanan.
Bekisar lebih sering ditemukan di hutan sekunder, tepi hutan, dan terkadang di area perkebunan yang masih rimbun. Mereka bersifat teritorial dan cenderung hidup dalam kelompok kecil. Ayam hutan, terutama ayam hutan merah, memiliki jangkauan habitat yang lebih luas, meliputi berbagai jenis hutan, pegunungan, hingga dataran rendah.
Perkawinan bekisar terjadi secara alami di habitatnya. Ayam hutan betina biasanya bertelur dan mengerami anaknya sendiri tanpa campur tangan jantan dalam pengasuhan. Perilaku ini juga umum ditemukan pada bekisar.
Ayam hutan merah (Gallus gallus) adalah leluhur langsung dari hampir semua jenis ayam peliharaan (Gallus domesticus) yang kita kenal saat ini. Melalui proses domestikasi ribuan tahun lalu, manusia memilih dan membiakkan ayam hutan merah untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan seperti mudah diatur, produktivitas telur, dan pertumbuhan daging.
Bekisar, di sisi lain, meskipun indah, tidak banyak berkontribusi langsung dalam domestikasi ayam. Mereka lebih sering dipelihara sebagai burung hias karena keindahan bulunya dan suaranya yang unik. Namun, beberapa upaya persilangan telah dilakukan antara bekisar dengan ayam peliharaan untuk menghasilkan varietas baru dengan tampilan yang menarik, meskipun hasilnya belum sepopuler ayam peliharaan.
Secara ringkas, perbedaan utama antara bekisar dan ayam hutan terletak pada asal-usul biologisnya (bekisar sebagai hibrida unik, ayam hutan sebagai spesies liar), ciri fisik yang mencolok seperti jengger dan warna bulu pada jantan, serta potensi kontribusinya dalam domestikasi. Keduanya adalah permata alam Indonesia yang patut dilestarikan, masing-masing dengan keunikan dan keindahannya tersendiri yang mencerminkan kekayaan hayati bangsa.