Asam klorida (HCl) adalah salah satu asam mineral kuat yang sangat penting dan memiliki peran vital dalam berbagai sektor industri, mulai dari produksi organik, pengolahan baja (pickling), hingga pembuatan obat-obatan dan deterjen. Senyawa ini dihasilkan dari reaksi antara gas hidrogen (H₂) dan gas klorin (Cl₂).
Mengingat sifatnya yang sangat korosif dan berbahaya, proses pembuatan asam klorida memerlukan pengendalian proses yang ketat dan standar keamanan yang sangat tinggi. Artikel ini akan menguraikan metode utama yang digunakan dalam skala industri untuk sintesis senyawa esensial ini.
Pembuatan asam klorida secara dominan dilakukan melalui pembakaran langsung gas hidrogen dan gas klorin pada suhu tinggi dalam sebuah tungku pembakaran (burner). Proses ini bersifat sangat eksotermik, menghasilkan panas yang luar biasa besar:
$$ \text{H}_2(\text{g}) + \text{Cl}_2(\text{g}) \longrightarrow 2\text{HCl}(\text{g}) + \text{Panas} $$Gas hidrogen dan klorin harus dicampur dalam rasio stoikiometri yang tepat atau sedikit kelebihan salah satu reaktan untuk memastikan konversi maksimum. Keamanan adalah aspek terpenting karena campuran H₂ dan Cl₂ bersifat eksplosif jika terkena percikan api atau panas berlebih.
Proses sintesis HCl industri yang paling umum dan efisien adalah sintesis pembakaran langsung. Proses ini dapat dibagi menjadi tiga tahap utama:
Gas hidrogen dan klorin kering dimasukkan ke dalam tungku pembakaran. Pembakaran terjadi pada suhu yang sangat tinggi, seringkali melebihi 2000°C, di zona reaksi. Tungku ini biasanya dilapisi dengan bahan tahan api (seperti grafit atau kuarsa) karena suhu ekstrem dan korosivitas produk. Sebelum masuk ke tungku, gas reaktan biasanya didinginkan dan dikeringkan untuk mencegah pembentukan asam pada peralatan yang tidak dirancang untuk suhu tinggi.
Gas hidrogen klorida (HCl) yang dihasilkan pada suhu sangat tinggi harus segera didinginkan. Pendinginan cepat ini penting untuk menghentikan reaksi lebih lanjut dan mencegah kerusakan pada peralatan hilir. Pendinginan biasanya dilakukan dengan menyemprotkan air demineralisasi secara langsung ke dalam gas panas (quenching langsung) atau melalui penukar panas khusus. Proses pendinginan ini menghasilkan gas HCl yang jenuh dalam air.
Gas HCl yang telah didinginkan kemudian diserap ke dalam air demineralisasi dalam menara absorpsi (absorption tower) atau absorber film jatuh (falling film absorber). Karena HCl sangat larut dalam air, ia akan cepat terserap membentuk larutan asam klorida. Konsentrasi produk akhir bervariasi tergantung kebutuhan pasar, namun yang paling umum adalah produk komersial dengan konsentrasi 32% hingga 37% berat HCl.
Pembuatan asam klorida sangat berisiko. Berikut beberapa pertimbangan kritis:
Setelah berhasil disintesis, asam klorida digunakan secara luas:
Secara keseluruhan, pembuatan asam klorida adalah contoh klasik dari reaksi kimia industri yang menghasilkan produk penting, namun memerlukan teknologi rekayasa material dan kontrol keselamatan yang canggih untuk mengelola sifat reaktif dari reaktan dan produknya.