Pakaian yang Dipakai Ketika Melaksanakan Wukuf Bagi Laki-laki Adalah Ihram
Melaksanakan wukuf di Arafah merupakan puncak dari rangkaian ibadah haji. Momen sakral ini menuntut kesiapan spiritual dan fisik, termasuk pemenuhan ketentuan berpakaian yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Bagi jamaah laki-laki, pakaian yang wajib dikenakan saat melaksanakan wukuf adalah **Ihram**.
Ihram bukan sekadar pakaian biasa; ia adalah simbol kesucian, kesetaraan di hadapan Allah SWT, serta penanda dimulainya status ihram, yaitu larangan-larangan tertentu yang harus dipatuhi hingga selesai rangkaian ibadah haji atau umrah. Memahami komposisi dan tujuan dari pakaian ihram ini sangat penting agar wukuf dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Dua Potong Kain Putih yang Menyusun Ihram
Pakaian ihram bagi laki-laki terdiri dari dua helai kain putih polos yang tidak dijahit. Warna putih dipilih karena melambangkan kesucian dan ketiadaan perbedaan status sosial di hadapan Allah.
1. Izar (Kain Pinggang)
Ini adalah kain yang dikenakan untuk menutupi bagian bawah tubuh, mulai dari pinggang hingga di bawah lutut. Izar harus dipakai dengan cara diikatkan, menyerupai sarung, namun tanpa jahitan. Fungsi utamanya adalah menutup aurat bagian bawah.
2. Rida' (Kain Penutup Bahu)
Kain kedua digunakan untuk menutupi bagian atas tubuh. Rida' dililitkan di bahu dan dada, membiarkan sebagian kepala terbuka. Bagian dari rida' ini bisa digunakan untuk menaungi kepala dari terik matahari saat tidak dalam posisi shalat, meskipun kepala harus tetap terbuka.
Sifat utama pakaian ini adalah kesederhanaan. Tidak ada jahitan, tidak ada sabuk (kecuali untuk mengamankan izar, biasanya menggunakan sabuk kain atau kantong khusus ihram), dan tidak ada hiasan apapun. Kesederhanaan ini mengajarkan bahwa dalam ibadah yang agung, fokuslah pada hati dan hubungan dengan Sang Pencipta, bukan pada penampilan duniawi.
Kewajiban Terkait Ihram Saat Wukuf
Ketika seseorang telah berniat ihram dan mengucapkan niat di Miqat, ia terikat oleh serangkaian larangan (mahzhurat ihram) yang harus dipatuhi hingga tahallul. Larangan-larangan ini sangat relevan saat melakukan wukuf di Arafah:
- Menutup Kepala: Laki-laki dilarang keras menutup kepala dengan topi, sorban, atau apapun yang membentuk penutup kepala yang melekat. Hanya bayangan dari payung atau bangunan yang diperbolehkan untuk berlindung dari matahari.
- Memakai Pakaian Berjahit: Selain ihram, laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang memiliki jahitan yang membentuk badan atau anggota tubuh (seperti kemeja, celana panjang biasa, atau kaus kaki).
- Memakai Alas Kaki Tertentu: Alas kaki tidak boleh menutupi mata kaki (mubahalagai), sehingga sandal atau terompah yang memperlihatkan bagian atas punggung kaki sangat dianjurkan.
- Memotong Rambut atau Kuku: Segala bentuk pemeliharaan diri seperti mencukur rambut, memotong kuku, atau menggunakan wewangian (parfum) dilarang saat dalam kondisi ihram.
Mengapa Pakaian Ihram Begitu Penting Saat Wukuf?
Wukuf di Arafah adalah waktu di mana jamaah bermohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah. Pakaian ihram memainkan peran psikologis dan spiritual yang mendalam:
- Kesetaraan Mutlak: Ketika semua jamaah, baik raja maupun rakyat jelata, mengenakan dua lembar kain putih yang sama, tidak ada lagi perbedaan status sosial, kekayaan, atau kebangsaan. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan (taqwa).
- Fokus Spiritual: Dengan menghilangkan atribut duniawi seperti pakaian mewah dan perhiasan, energi jamaah sepenuhnya diarahkan pada ibadah, refleksi diri, dan doa.
- Kesiapan Fisik di Tengah Keramaian: Meskipun putih, kain ihram berbahan sederhana dan ringan, cocok untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem di Padang Arafah, sekaligus memudahkan pergerakan jamaah dalam jumlah jutaan.
Kesimpulannya, pakaian yang dipakai ketika melaksanakan wukuf bagi laki-laki adalah Ihram, yakni dua helai kain putih tanpa jahitan (Izar dan Rida'). Kepatuhan terhadap aturan berpakaian ini adalah syarat sah untuk menjaga keutuhan status ihram, yang merupakan fondasi bagi terlaksananya ibadah haji secara paripurna.