Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: "Minyak tanah berasal dari" mana sumbernya? Jawabannya mengarah jauh ke masa geologis yang sangat lampau, jauh sebelum manusia mengenal energi modern. Minyak tanah, atau yang secara teknis dikenal sebagai kerosin atau Avtur kelas tertentu, adalah produk olahan dari bahan baku utama yang sama dengan bensin dan solar: minyak bumi mentah.
Untuk memahami dari mana minyak tanah berasal, kita harus menelusuri asal muasal minyak bumi itu sendiri. Minyak bumi adalah bahan bakar fosil yang terbentuk melalui proses alami yang memakan waktu jutaan tahun. Sumber utamanya adalah sisa-sisa organisme laut purba—plankton dan alga mikroskopis—yang mati dan tenggelam ke dasar laut atau danau ribuan hingga jutaan tahun lalu.
Di dasar laut yang kekurangan oksigen, materi organik ini bercampur dengan sedimen (lumpur dan pasir). Tekanan dan suhu tinggi dari lapisan sedimen yang menumpuk di atasnya secara bertahap mengubah materi organik tersebut menjadi zat yang disebut 'kerogen'. Seiring berjalannya waktu geologis dan peningkatan suhu, kerogen ini bermigrasi dan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Reservoir minyak bumi ini terperangkap dalam formasi batuan yang disebut batuan induk (source rock) dan batuan reservoir.
Minyak bumi mentah yang diekstraksi dari sumur bor belum siap digunakan sebagai bahan bakar penerangan atau pemanas. Minyak mentah adalah campuran kompleks dari ribuan jenis hidrokarbon. Untuk memisahkan fraksi-fraksi yang berbeda berdasarkan titik didihnya, minyak mentah harus melalui proses yang disebut distilasi fraksional di kilang minyak (refinery).
Di sinilah kita menemukan jawaban konkret mengenai minyak tanah berasal. Proses distilasi melibatkan pemanasan minyak mentah hingga menguap, kemudian uap tersebut didinginkan secara bertahap pada ketinggian menara distilasi yang berbeda.
Jadi, secara kimiawi, minyak tanah berasal dari fraksi hidrokarbon yang memiliki rantai karbon menengah, membuatnya lebih berat dari bensin namun lebih ringan daripada solar.
Minyak tanah pernah menjadi tulang punggung penerangan rumah tangga di seluruh dunia sebelum era listrik meluas. Di banyak daerah pedesaan hingga saat ini, lampu minyak (lampu tempel) yang berbahan bakar kerosin tetap menjadi sumber cahaya utama karena keandalan dan kemudahannya didapatkan.
Selain untuk penerangan, kerosin yang sangat murni juga dikenal sebagai bahan bakar jet (Avtur), yang menunjukkan betapa pentingnya fraksi hidrokarbon ini dalam industri transportasi. Meskipun penggunaan domestiknya perlahan menurun di wilayah yang telah terlistriki secara penuh, permintaan global untuk kerosin tetap tinggi, terutama di sektor penerbangan.
Kesimpulannya, dari perspektif geologis, minyak tanah berasal dari dekomposisi organisme laut purba yang terperangkap jutaan tahun lalu. Dari perspektif industri, minyak tanah adalah hasil pemisahan fraksi hidrokarbon menengah yang didapatkan melalui proses distilasi minyak bumi mentah di kilang.